Munculnya pemikiran islam dan kewajiban menuntut ilmu mendorong manusia untuk tidak hanya mengejar materi saja melainkan mempelajari ilmu rohani atau yang sering disebut dengan istilah tasawuf. Ada beberapa aliran dalam ilmu tasawuf dan salah satu diantaranya adalah tasawuf sunni.
Menurut para ahli sejarah, Tasawuf dalam islam lahir sekitar abad ke-2 atau di awal abad ke-3 Hijriyah. Tasawuf dapat diistilakan sebagai ajaran mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan usaha mensucikan hati untuk memperoleh kebahagian abadi. Sedangkan orang-orang yang mendalami ilmu tasawuf dikenal dengan istilah sufi.
Kaidah utama kaum sufi justru taat kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Seperti dijelaskan oleh imam al-Junaid: ‘Tariqah kami, yakni tariqah ahli tasawuf itu selalu terikat dengan aturan Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Barangsiapa yang tidak mengamalkan Al-Qur’an dan tidak menjaga Al-Sunnah dengan memahami isinya maka tariqahnya tidak sah untuk diikuti’
Ilmu ada dua macam yaitu, ilmu yang ada dalam qolbu, itulah ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang diucapkan oleh lidah adalah ilmu Hujjah atau hukum.
Sulthanul Auliya' As-Syaikh Asy-Syarif Abdul Qadir Al-Jaelani Al-Hasani Qs di dalam kitab Sir al-Asrar menguraikan makna TASAWUF dari huruf-hurufnya
Bila berbicara masalah sejarah perkembangan tasawuf dalarn Islam, maka sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan tasawuf itu sama dengan pertumbuhan dan perkembangan Islam itu sendiri
Permasalahan mengeraskan suara bagi yang bukan imam sebenarnya sudah tuntas dibahas sejak jaman dulu. Para Sahabat juga sudah melakukannya dan tidak dilarang oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Penyakit hati hanya bisa sembuh dengan riyadhah, aksi nyata untuk melawan jenis penyakit yang diderita, bukan sekedar dengan mendengar nasehat dan teori keilmuan
Banyaknya sebutan yang dialamatkan terhadapnya mencerminkan bahwa, wawasan keilmuannya begitu luas dan dalam. Kita bisa melihat khazanah keilmuan Al-Ghazali dari karya-karyanya yang sangat banyak yang masih tersimpan rapi hingga sekarang.