Makan Sayur Baqlah

  1. Hadis:

    مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الْبَقْلَةِ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا حَتَّى يَذْهَبَ رِيْحُهَا. يَعْنِي الثُّوْمَ

    Artinya:
    "Barang siapa memakan sayur baqlah ini Janganlah mendekati Masjid kami sampai hilang baunya, yaitu tsaum-nya."

    Asbabul Wurud:
    Imam Ahmad meriwayatkan Dari Al-Mughirah ibnu Syu'bah: "Aku memakan sayur Dari tumbuh-tumbuhan tsuum, kemudian aku masuk ke dalam mushalla Nabi SAW. Aku dapati Beliau sudah melaksanakan shalat satu rakaat. Selesai Beliau shalat aku berdiri melanjutkan shalat, sehingga Beliau mencium bau tsuum. Beliau bersabda: Siapa yang memakan sayur baqlah ini… dan seterusnya." Selesai aku melaksanakan shalat aku datangi Beliau dan mengatakan: Wahai Rasulullah SAW, sesungguhnya ada halangan untuk menjEngkau tangan engkau. Maka demi Allah sungguh aku memperoleh Dari Beliau suatu kemudahan, sehingga tangan Beliau menjEngkau tanganku. Lalu aku genggam tangan Beliau dan raup ke dadaku, maka ia mendapatkannya terbalut. Beliau bersabda: "Sungguh engkau berhalangan." Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan Dari Jabir bahwa Nabi SAW melarang pada masa perang Khaibar memakan bawang dan sayur kucai. Maka sekelompok orang memakannya, kemudian mereka datang ke Masjid. Maka Nabi SAW bersabda: Bukankah aku melarang kalian memakan dua macam tumbuh-tumbuhan ini yang busuk baunya? Mereka menjawab: Benar wahai Rasulullah SAW, akan tetapi kelaparan meletihkan kami. Maka Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa memakannya, Janganlah menghadiri shalat di Masjid kami, karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu karena sesuatu yang mengganggu bani Adam (manusia). Ahmad meriwayatkan Dari Abu Tsa'labah al Khusyna R.A : "Aku ikut berperang bersama Rasulullah SAW di Khaibar, sedangkan orang- orang mengalami kelaparan. Maka kami mendapatkan seekor himar yang digunakan sebagai kendaraan (himar al insiyah), lalu kami menyembelihnya. Hal itu dilaporkan kepada Nabi SAW, maka Beliau memerintahkan Abdurrahman ibnu Auf untuk menyerukan kepada orang banyak: Sesungguhnya daging himar yang digunakan sebagai kendaraan tidak halal bagi orang yang menyaksikan bahwasanya aku (Muhammad) Rasulullah SAW. Abu Tsa'labah menceritakan lagi: Maka kami memperoleh lagi di perkebunan yang ada di sana (Kahibar) bawang dan tsuum yang pada saat itu orang banyak masih mengalami kelaparan yang menyebabkan mereka keletihan dan ingin beristirahat. Maka tiba-tiba di tempat Nabi SAW bertitup bau bawang dan tsuum, sehingga Nabi SAW bersabda: Barang siapa memakan sayur baqlah yang menjijikkan ini Janganlah Dia mendekat kepada kami. Beliau bersabda pula: tidaklah dilepaskan larangan itu dan tidak pula dihalalkan setiap binatang bertaring dan buas dan tidak pula dihalalkan burung buas." Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan Dari Abu Said al Khdhry R.A : "Setelah ditaklukkannya Khaibar kami memperoleh sayur baqlah itu, lalu kami makan banyak (lahap) sekali karena waktu itu orang-orang sedang kelaparan. kemudian kami kembali ke Masjid, maka Rasulullah SAW mencium bau (yang tidak sedap). Beliau bersabda: Barang siapa memakan suatu jenis sayuran Dari tanaman yang menjijikkan ini Janganlah Dia mendekati kami di Masjid. Maka orang banyak berkata: Sayur itu telah diharamkan. Maka sampailah kepada Rasulullah SAW tentang ucapan tersebut. Beliau pun bersabda: Hai Manusia bukanlah kewenanganku mengharamkan apa yang dihalalkan Allah akan tetapi aku tidak suka (benci) dengan bau sayur yang berasal Dari tanaman itu.

    Periwayat:
    Bukhari dan Muslim Dari Abdullah ibnu Umar. Muslim meriwayatkan Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Man akala haadzihis syajarata falaa yaqrabanna masjidanaa walaa yu'dzinaa biriihis stumi (Barang siapa memakan (daun) pohon ini maka janganlah Dia mendekati Masjid kami dan janganlah Dia mengganggu kami dengan bau tsuum yang ditimbulkannya.


    Alasan melarang memakan sayur baqlah jelas terdapat Hadis nomor 1523.