Menghafal Hadis Arba’in

  1. Hadis:

    مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِيْ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا فِي أَمْرِ دِيْنِهَا، بَعَثَهُ اللَّهُ فَقِيْهًا، وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا وَشَهِيْدًا

    Artinya:
    "Barang siapa di antara umatku menghafal empat puluh Hadis mengenai urusan agamanya tentu Allah Ta'ala membangkitkannya (pada kedudukan seorang yang memahami agama (faqih), dan aku akan menjadi Penolong (syafi') dan saksi (syahid) baginya di hari kiamat."

    Asbabul Wurud:
    Abu Darda' berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah batas ilmu pengetahuan yang apabila dicapai oleh seseorang Dia dipandang sebagai orang yang alim (paham) mengenai agama? Beliau menjawab: Barang siapa di antara umatku menghafal ? dan seterusnya."Dari Hadis Abu Salamah yang diterimanya Dari Abu Hurairah R.A ditanyakan orang kepada Rasulullah SAW, apakah perjalanan akhir pencapaian ilmu pengetahuan yang apabila diketahui oleh seorang Muslim Dia dipandang sebagai orang berilmu ('alim). Beliau bersabda: "Man hafizha 'alaa ummatii arba'iina hadiitsan min amri diinihaa ba'atsahullahu yaumal qiyaamati faqiihan 'aliiman"(Barang siapa di antara umatku menghafal empat puluh Hadis mengenai urusan agamanya tentu Allah Ta'ala membangkitkannya (pada kedudukan seorang) yang memahami agama (faqih), dan seorang yang berilmu ('aliim)."

    Periwayat:
    as Syirazy dalam bab tentang gelaran sahabat Nabi (alqab) Dari Abu Darda’ Dari berbagai jalan yang dihimpun oleh as Suyuthy dalam satu bagian mengenai "Mufrid."(para sahabat dengan gelar tertentu).


    Hadis di atas mendorong seseorang menghafal sunnah Nabi serta memelihara pelajaran agama Islam yang hanif. Berpegang pada sunnah Nabi serta mengamalkannya dan berusaha mencapainya dengan melakukan perjalanan (menuntut ilmu), semuanya itu bermanfaat bagi orang yang melakukannya di hari akhirat nanti.