Hadis Baik dan Hadis Buruk

  1. Hadis:

    مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً عُمِلَ فِيْهَا مِنْ بَعْدِهِ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ وَمِثْلُ أُجُوْرِهِمْ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا

    Artinya:
    "Barang siapa melakukan sunnah (Hadis) yang baik yang Dia malkan orang sesudahnya, baginya pahalanya dan pahala seperti yang diberikan kepada mereka (yang mengamalkan sunnah tersebut) tanpa berkurang sedikitpun pahala bagi mereka yang mengamalkan."

    Asbabul Wurud:
    Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan Dari Jarir ibnu Abdillah al Bajaiy: "Kami bersama Rasulullah SAW pada awal siang. Maka Tiba- tiba serombongan orang datang berjalan tanpa alas kaki, berpakaian kumal (compang-camping), dan dengan pedang yang dikalungi (diselempangi) di pinggang. Kebanyakan mereka, bahkan seluruhnya, berasal Dari suku Mudhar. Melihat keadaan mereka yang sangat miskin itu berubah wajah Rasulullah SAW. Beliau masuk ke rumahnya dan kemudian keluar (muncul) lagi ke Masjid. Beliau memerintahkan Bilal mengumandangkan azan Maka azan menyerukan azan dan kemudian iqamah. Maka Rasulullah SAW memimpin shalat berjamaah. Selesai shalat Beliau menyampaikan khutbah: Wahai manusia bertaqwalah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu Dari diri yang satu? sampai akhir ayat (An Nisa;, ayat 1). Beliau membacakan pula surat al Hasyr ayat 18: .?. dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dikerjakannya untuk hari esok (akhirat). Hendaklah seseorang bersedekah dengan dinarnya, dirhamnya, pakaiannya, atau satu sha' (3 kg) gandum atau korma yang dimilikinya, bahkan walaupun Dia hanya mampu bersedekah dengan sebelah buah korma. Dari ibnu Abdillah melanjutkan: Maka orang-orang Anshar berdatangan (memenuhi himbauan Rasulullah SAW). Ada yang memikul karung yang tidak kuat Dia memikulnya. Orang datang susul menyusul (membawa bawaan masing-masing). Maka aku melihat dua tumpukan makanan dan pakaian, sehingga aku melihat wajah Rasulullah SAW berseri dan bersinar. Beliau bersabda: Barang siapa melaksanakan sunnah (Hadis) dalam Islam dengan suatu sunnah yang baik maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan sunnah tersebut sesudahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka yang mengamalkannya. dan Barang siapa melaksanakan dalam Islam suatu sunnah (Hadis) yang buruk maka dosa atasnya serta dosa orang yang mengamalkan Hadis itu sesudahnya tanpa berkurang sedikitpun dosa orang yang melakukan sunnah yang buruk itu. Imam Ahmad meriwayatkan Dari Hudzaifah: "Seorang laki-laki di zaman Rasulullah SAW meminta sesuatu (kepada kaumnya) akan tetapi mereka tidak memberikan (apa yang dimintanya). kemudian ada seorang laki-laki lain memberikan sesuatu kepada orang yang meminta tersebut, maka kaum tersebut turut pula memberikan apa yang diminta laki-laki tersebut kepada mereka. Mengetahui hal itu Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa melaksanakan suatu sunnah mengenai suatu kebaikan kemudian hal itu menjadi sunnah (Hadis yang Dia malkan orang sesudahnya) baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikuti sunnah tersebut tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka yang mengikuti sunnah tersebut. dan Barang siapa melaksanakan suatu sunnah mengenai suatu keburukan (kejahatan) kemudian hal itu menjadi sunnah (Hadis yang Dia malkan orang sesudahnya) adalah dosa atasnya serta dosa-dosa orang yang mengikuti Hadis itu tanpa berkurang sedikitpn dosa mereka yang melaksanakan Hadis tersebut." Ahmad meriwayatkan Dari Abu Hurairah: "Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW. Seseorang yang hadir mengatakan: Saya memiliki harta sekian dan sekian. (Banyak yang berkata demikian), sehingga tidak ada seseorang yang hadir di majlis (Rasulullah SAW) tersebut melainkan bersedekah, baik sedikit maupun banyak. Hal demikian menyebabkan Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa melaksanakan suatu sunnah (Hadis) yang baik, sehingga perbuatan itu menjadi Hadis (amalan orang banyak - red), maka bagi orang tersebut pahalanya secara sempurna dan pahala-pahala Barang siapa yang melaksanakan sunnah tersebut tanpa berkurang sedikitpun pahala untuk mereka sendiri. dan Barang siapa yang melaksanakan suatu sunnah (Hadis) yang buruk, sehingga perbuatan itu menjadi Hadis (amal orang banyak), maka terhadap orang tersebut ditimpakan dosanya secara sempurna dan dosa-dosa Barang siapa yang melaksanakan Hadis yang buruk buruk tersebut tanpa berkurang sedikitpun dosa-dosa mereka sendiri."

    Periwayat:
    Ibnu Majah Dari Abu Juhaifah R.A