Larangan Mencaci Orang Mati

  1. Hadis:

    لَا تَسُبُّوا الْأَمْوَاتَ فَتُؤْذُوا الْأَحْيَاءَ

    Artinya:
    "Janganlah kamu mencaci orang yang sudah mati, maka berarti kamu menyakiti yang masih hidup."

    Asbabul Wurud:
    Ibnu Sa'ad, Ahmad dan Hakim (dan mensahihkan riwayatnya) Dari Ibnu Abbas: "Seorang laki-laki menyebut soal Abu Abbas: "Apakah engkau memperhatikan Abdul Muthalib, anak Hasyim dan 'Aizhalah seorang tukang tenun Dari Bani Sahm keduanya berkumpul dalam neraka? Abbas mendengar hal itu marah dan langsung menampar orang tersebut. Maka orang-orangpun berkumpul. Demi Allah, Abbas menampar orang tersebut karena ia telah mencaci ayahnya, kata seseorang. Hal demikian diberitahukan kepada Rasulullah SAW. dalam khutbahnya (pidatonya) Beliau bersabda: "Siapakah orang yang paling mulia di sisi Allah? Mereka menjawab: "Engkau."Beliau bersabda: "Maka sesungguhnya Abbas adalah bagian Daripadaku dan aku adalah bagian Daripadanya. maka janganlah kamu mencaci orang-orang tua kami yang telah meninggal, berarti kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup. Diriwayatkan oleh Ibnu Saad dan Hakim dengan riwayat yang dishahihkannya, Dari Ummu Salamah: "Ikrimah ibnu Abi Jahal mengadu pada Nabi SAW, yaitu kalau Dia lewat di Madinah, ucapan yang menyakitkan Dia rahkan kepadanya: "inilah anak musuh Allah."Mendengar hal itu Rasulullah SAW berdiri dan berbicara: "Manusia itu bagaikan ibarat barang tambang, orang yang baik di antara mereka pada masa jahiliah menjadi orang baik pula di masa Islam apabila mereka paham (dengan agama). maka janganlah kalian menyakiti seorang Muslim dengan (mencapnya) kafir." dalam lafadh Ibnu Saad: "Bagaimana pula urusan golongan-golongan itu, mereka menyakiti hati orang yang masih hidup karena celaan mereka terhadap orang yang telah mati. Ketahuilah, Janganlah kalian menyakiti orang yang masih hidup dengan mencaci maki orang yang meninggal. Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab tarikhnya Dari Nubaith ibnu Syuraith: Nabi SAW bertemu kuburan Abu Ajrihah. Abu Bakar berkata: "ini kubur Abu Ajrihah, sang fasik itu."Maka Khalid ibnu Saad berkata: "Demi Allah, tiadalah menggembirakanku bahwa Dia akan berada dalam tempat 'illiyyin yang paling tinggi (dalam surga) dan bahwa orang itu seperti putera Abu Quhafah (ayah Abu Bakar). Maka Nabi SAW bersabda: "Janganlah kalian mencela orang yang sudah meninggal dunia, karena hal itu akan menimbulkan kemarahan orang yang masih hidup." Diriwayatkan oleh al Kharaith dalam Masakh al Akhlak Dari Muhammad ibnu Ali, bahwa Nabi SAW mencela orang-orang (musuh) yang tewas dalam perang badar dan perang uhud. Sabda Beliau : "Sesungguhnya tiada akan membersihkan mereka apa yang kamu ucapkan, maka janganlah kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup dengan ucapanmu itu. Ketahuilah, sesungguhnya ucapan yang saling mengetikan (mufahasyah) adalah sebuah cercaan."

    Periwayat:
    Imam Ahmad Dari Mughirah ibnu Syu'bah R.A