Taat dan Maksiat

  1. Hadis:

    لَا طَاعَةَ لِأَحَدٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ

    Artinya:
    "tidak ada taat (kepaTuhan) kepada seseorang yang menyuruh mendurhakai Allah, sesungguhnya taat itu hanya dalam berbuat ma 'ruf (kebaikan)."

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana tercantum dalam Shahih Muslim Dari Ali: "Sesungguhnya Rasulullah SAW mengutus seorang budak menjadi prajurit. Mereka (para prajurit) itu dipimpin oleh seorang laki-laki yang menyalakan api dan memerintahkan: "Masuklah kalian ke dalam nyala api itu."Maka para prajurit itu bermaksud masuk ke dalam nyala api itu, sedangkan yang lain berkata: "Sesungguhnya kita harus lari Dari api itu."(Setelah pulang ke Madinah) mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda kepada orang-orang yang hendak masuk ke dalam nyala api tersebut: "Jika kalian masuk ke dalam, kamu akan tetap berada didalamnya sampai hari kiamat."Sedangkan kepada kelompok yang lain Beliau mengucapkan kata-kata yang baik. kemudian Beliau menegaskan: "tidak ada taat kepada seseorang yang menyuruh ? dan seterusnya."

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-NaSa'i Dari Ali Amirul Mukminin R.A


    Hadis itu menunjukkan bahwa tidak boleh ada taat (kepaTuhan) dalam berbuat maksiat, dan taat itu hanya ada pada perbuatan yang diridhai Allah. Barang siapa menaati seseorang dalam perbuatan maksiat maka Dia menanggung sendiri dosanya, kecuali seseorang yang dipaksa sedangkan hatinya merasa tenham dengan keimanan (surat An Nahal 106)