Melihat Tuhan

  1. Hadis:

    يَا أَبَا رَزِيْنٍ، أَلَيْسَ كُلُّكُمْ يَرَى الْقَمَرَ لَيْلَةَ الْبَدْرِ مُخْلِيًا بِهِ؟ وَإِنَّمَا هُوَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ تَعالَى فَاللَّهُ أَجَلُّ وَأَعْظَمُ

    Artinya:
    "Hai Abu Razin, bukankah setiap kaum melihat bulan pada saat pumama dengan bebas (tanpa halangan) ? dan sesungguhnya Dia adalah suatu ciptaan Dari ciptaan Allah Ta'ala, dan Allah itu Maha Mulia dan Maha Agung."

    Asbabul Wurud:
    Abu Razim berkata: "Aku bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, apakah setiap kami melihat Tuhan dengan bebas (tanpa halangan) pada hari kiamat dan bagaimana bukti dapat melihat itu pada ciptaan-Nya ?."Beliau menjawab seperti Hadis di atas.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim dan Thabrani dalam "Al-Jami’ul Kabir" dan Abu Razin al 'Udaily R.A


    Hadis itu menjadi dalil bahwa melihat Allah SWT di hari kiamat hukumnya boleh (jaiz), dan bahwa melihat Allah itu di kuatkan dengan Al-Qur'an dan as Sunnah: "Pada hari itu wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat", (al Qiyamah: 22 - 23)