Kehidupan Nabi Muhammad Sebagaimana Orang Biasa

  1. Hadis:

    آكُلُ كَمَا يَأْكُلُ الْعَبْدُ وَأَجْلِسُ كَمَا يَجْلِسُ الْعَبْدُ

    Artinya:
    "Aku makan sebagaimana maknannya manusia biasa dan aku duduk sebagaimana duduk selayaknya manusia biasa."

    Asbabul Wurud:
    Kata Aisyah, Rasulullah SAW telah bersabda kepadanya: "Hai Aisyah, jika aku mau niscaya bukit emas itu berjalan bersamaku. Telah datang kepadaku seorang malaikat, katanya: "Tuhanmu mengucapkan salam kepadamu dan menawarkan, jika engkau mau, engkau dapat menjadi seorang Nabi dan Raja diraja atau jika engkau mau, engkau tetap menjadi manusia biasa. Dia mengisyaratkan kepada Jibril agar berbuat sesuatu untuk dirimu." Maka aku jawab: "Aku pilih menjadi Nabi dan manusia biasa." Sejak itu, (kata Aisyah) Rasulullah SAW tidak makan bersandar (seperti Raja) tetapi Beliau makan seperti manusia biasa.

    Periwayat:
    Ibnu Sa'ad dan Imam Hadis yang Empat (Abu Daud, Turmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah), Abu Ya'la dan Al-Hakim Dari Aisyah. Telah meriwayatkannya pula Al-Baihaqi Dari Yahya bin Kasir secara mursal dengan tambahan (yang artinya): "maka aku ini hanyalah manusia biasa." Hamad meriwayatkan pula Dari Amru bin Qarah dengan tambahan (yang artinya): "Demi yang diriku berada digenggaman-Nya, seandainya dunia ini ditimbang di sisi Allah dengan sayap seekor lalat, niscaya Dia tidak memberi minum seorang kafir walau dengan segelas air."


    1. Abul Husain Al-Muqri dalam kitab "As-Syama'il" meriwayatkan Hadis yang serupa Dari Anas bin Malik, yang artinya: "Adalah Rasulullah SAW jika duduk di waktu makan, Beliau menekuk lututnya yang kiri dan menegakkan yang kanan. Kata Beliau : "Aku hanyalah seorang hamba Allah, manusia biasa. Aku makan seperti makannya manusia biasa dan aku bekerja seperti manusia biasa." Tetapi Syekh Waliyuddin Al-Iraqi menilai isnad Hadis ini dha'if.

    2. Al-Bazar meriwayatkannya melalui Ibnu Umar tanpa kata "ajlisu."

    3. Imam Ahmad meriwayatkan di dalam bab "Az-Zuhud" Dari 'Atha Ibnu Abu Rabah dan Dari Al-Hassan sebagaimana matan Hadis di atas.

    4. Hadis ini menerangkan haliyah (sikap) Rasulullah SAW ketik Beliau duduk dengan sopan, tawadlu' sebagai ungkapan syukur kepada Allah, ridha dengan rezeki yang ada. Demikianlah akhlak 'ubudiyah Beliau , yang merupakan sifat manusia yang paling mulia.