Menyatakan Kebenaran di Depan Penguasa yang Zalim

  1. Hadis:

    أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

    Artinya:
    "Jihad yang paling utama adalah (menyampaikan) kalimat yang benar di hadapan penguasa yang zalim.”

    Asbabul Wurud:
    Ibnu Majah meriwayatkan Dari Abu Umamah Al-Bahili R.A bahwa seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW Ketika ia melamtar jumrah pertama. Lalu ia bertanya: ”Ya Rasulullah SAW, apakah jihad yang paling utama? Beliau menDia mkannya saja (tidak menjawab). Selesai melamtar jumrah kedua, laki-laki itu bertanya lagi seperti tadi. Beliau tetap tidak menjawabnya. Setelah selesai melamtar jumrah ketiga, laki-laki itu meletakkan/menyarungkan kakinya ke dalam kaki pelana kendaraannya dan siap berangkat. Nabi bersabda: Mana orang yang bertanya tadi? Laki-laki itu menjawab: Saya ya Rasulullah SAW! Beliau bersabda: Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kalimat yang benar di hadapan penguasa yang zalim.”

    Periwayat:
    Ashabus sunan - selain An-NaSa'i - Dari Abu Said Al-Khudhri, Imam Ahmad dan At-Thabrani dalam "Al-Jami’ul Kabir", dan Al-Baihaqi dalam AsSyu’ab Dari Thariq bin Syihab R.A di dalam sanadnya menurut riwayat ashabus sunan ter­dapat Athiyah Al Aufi. dalam kitab "Al-Kasyif", mereka (ahli Hadis) mendhaifkannya. dalam kitab Ar Riyadh, An-NaSa'i meriwayatkannya dengan isnad (sanad) yang shahih. Demikian penjelasan Al-Mundziri. Ringkasnya matan Hadis ini adalah shahih.


    Menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim itu dipandang sebagai jihad paling utama, oleh karena orang yang menyampaikannya itu telah merelakan dirinya menanggung bahaya (risiko) pada jalan yang benar dan ingin mewujudkan kebenaran itu. "Menyarungkan kaki ke dalam kaki pelana kenderaan” maksudnya ia bersiap-siap mengendarai kendaraannya.