Rangkaian Do’a-Do’a Rasulullah SAW

  1. Hadis:

    اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا أَمْرِي وَتَلُمُّ بِهَا شَعْثِي وَتُصْلِحَ بِهَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِيْ وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. اَللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيْمَانًا وَيَقِيْنًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةً أَنَالَ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفَوْزَ فِي الْقَضَاءِ وَنُزُلَ الشُّهَدَاءِ وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ وَالنَّصْرَ عَلَى الْأَعْدَاءِ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي فَإنْ قَصُرَ رَأْيِي وَضَعُفَ عَمَلِي افْتَقَرْتُ إِلَى رَحْمَتِكَ فَأَسْأُلَكَ يَا قَاضِيَ الْأُمُوْرِ وَيَا شَافِيَ الصُّدُوْرِ كَمَا تُجِيْرُ بَيْنَ الْبُحُوْرِ أَنْ تُجِيْرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُوْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ. اَللَّهُمَّ مَا قَصُرَ عَنْهُ رَأْيِي وَلَمْ تَبْلُغْهُ نِيَّتِيْ وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْألَتِي مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيْهِ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ فَإنِّي أَرْغَبُ إلَيْكَ فِيْهِ وَأَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْحَبلِ الشَّدِيْدِ وَالْأَمْرِ الرَّشِيْدِ أَسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيْدِ وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُوْدِ مَعَ الْمُقَرَّبِيْنَ الشُّهُوْدِ الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ الْمُوفِيْنَ بِالْعُهُوْدِ إِنَّكَ رَحِيْمٌ وَدُوْدٌ وَإِنَّكَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِيْنَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلَا مُضِلِّيْنَ سِلْمًا لِأَوْلِيَائِكَ وَعَدُوًّا لِأَعْدَائِكَ نُحِبُّ بِحُبِّكَ مَنْ أَحَبَّكَ وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ. اَللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الْإِجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلَانُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِي قَلْبِي وَنُوْرًا فِي قَبْرِي وَنُوْرًا بَيْنَ يَدَيَّ وَنُوْرًا مِنْ خَلْفِي وَنُوْرًا عَنْ يَمِيْنِي وَنُوْرًا عَنْ شِمَالِي وَنُوْرًا مِنْ فَوْقِي وَنُوْرًا مِنْ تَحْتِي وَنُوْرًا فِي سَمْعِي وَنُوْرًا فِي بَصَرِي وَنُوْرًا فِي شَعْرِي وَنُوْرًا فِي بَشَرِي وَنُوْرًا فِي لَحْمِي وَنُوْرًا فِي دَمِي وَنُوْرًا فِي عِظَامِي. اَللَّهُمَّ أَعْظِمْ لِي نُوْرًا وَأَعْطِنِي نُوْرًا وَاجْعَلْ لِي نُوْرًا سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالْعِزِّ وَقَالَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيْحَ إِلَّا لَهُ سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ سُبْحَانَ ذِي الْمَجْدِ وَالْكَرَمِ سُبْحَانَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

    Artinya:
    "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pada-Mu rahmat Dari sisi-Mu yang akan memberi petunjuk bagi hatiku, yang akan memadukan (menyatukan) urusanku, yang akan mengumpulkan urusanku yang berantakan, yang akan memperbaiki ghaibku, yang akan mengangkat syahidku, yang akan mensucikan amalku, yang akan memberikan bagi kecerdasan (akal)ku, yang akan mengembalikan perasaan halusku, yang akan memeliharaku Dari segala kejahatan.

    Ya Allah, berilah aku iman dan keyakinan yang tak ada lagi keingkaran (kufur) sesudahnya, dan rahmat untuk mencapai kemu­liaan Dari karamah-Mu di dunia dan akhirat.

    Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pada-Mu kemenangan (yang ada) dalam putusan-Mu, dan pemberian (yang disediakan bagi) para syuhada’, dan kehidupan orang-orang yang berbahagia, dan keme­nangan atas musuh-musuh.

    Ya Allah, sesungguhnya aku topangkan (sandarkan) hajat (kepentingan) pada-Mu, maka bila kurang (terbatas) penalaranku dan lemah amalku, rahmat-Mu lah yang sangat aku butuhkan. Maka aku meminta pada-Mu wahai Tuhan yang menetapkan urusan, yang menyembuhkan hati, sebagaimana engkau memisahkan sungai-sungai engkau jauhkanlah pula aku Dari siksa neraka, Dari seruan orang yang dicelakakan, dan Dari fitnah (siksa) kubur.

    Ya Allah, apa yang terbatas pikiranku mengenai sesuatu, dan yang tak sampai niat, dan yang tidak sampai padanya permintaanku mengenai suatu kebaikan yang telah engkau janjikan kepada seseorang Dari makhluk (hamba) Mu, atau kebaikan yang engkau berikan kepada seseorang Dari hamba-Mu, maka sesungguhnya aku mengharapkan sekali kebaikan/pemberian-Mu itu, dan aku meminta rahmat-Mu wahai Tuhan sekalian alam.

    Ya Allah yang mempunyai tali (janji) yang kokoh, yang mempunyai perintah yang membimbing, aku meminta pada-Mu keamanan pada hari yang telah dijanjikan, dan surga pada hari yang kekal bersama muqarrabin (yang mendekatkan diri pada-Mu) yang telah menya­takan kesaksian (syahadah) mereka, yang banyak melakukan rukuk dan sujud, yang menyempurnakan janji. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan penuh kasih sayang, dan sesungguhnya Engkau melakukan apa saja menurut kehendak-Mu.

    Ya Allah, jadikanlah kami orang yang memberi dan diberi petunjuk, bukan orang sesat lagi menyesatkan, merasa damai bersama para wali-Mu dan bermusuhan dengan para musuh-Mu, kami mencintai dengan cinta-Mu pada siapa yang Engkau cintai, dan memusuhi dengan permusuhan-Mu terhadap siapa yang melawan-Mu.

    Ya Allah inilah permohonan, Engkaulah yang mengabulkannya. inilah usaha dan kepada-Mu lah penyerahan (diri).

    Ya Allah, jadikanlah hatiku bercahaya, kuburku bercahaya, dan cahaya di depanku, di belakangku, di kananku dan di kiriku, cahaya pula di atasku, di bawahku, cahaya pada pendengaranku, pada penglihatanku, pada rambutku, pada kemanusiaanku, cahaya pada dagingku, pada darahku dan cahaya pada tulang-belulangku.

    Ya Allah, agungkanlah cahaya-Mu bagiku, dan berilah aku cahaya. Maha suci Dzat yang memakai pakaian kemegahan dan berfirman dengan kemegahan itu (Tuhan) yang Maha Suci yang mengenakan pakaian kemuliaan, yang memperlihatkan kepemurahan-Nya dengan kemuliaan itu. Maha Suci Dzat yang memiliki kemuliaan dan kepemurahan. Maha Suci Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan."

    Asbabul Wurud:
    Abdullah Ibnu Abbas berkata: "Abbas mengutusku (menemui) Nabi SAW. Maka aku datangi Beliau di suatu sore. Ketika itu Beliau sedang berada di rumah tanteku Maimunah (istri Nabi SAW. pent). di malam hari Nabi bangun dan melaksanakan shalat (tahajjud). Setelah selesai shalat dua rakaat sebelum fajar, Beliau berDo’a: Allahumma innii as’aluka ? dan seterusnya bunyi Hadis.

    Periwayat:
    At-Turmudzi, At-Thabrani dalam Al-Kabir, dan Al-Baihaqi Dari Ibnu Abbas R.A


    Kata "sya’tsii” (alinea 1) berarti bermacam-macam urusan (pekerjaan) yang kelihatannya terpisah-pisah padahal tidak demikian, melainkan suatu rangkaian kerja yang saling berkaitan. Kata ”al lammu” berarti menyatukan. Kata "tashluhu ghaaibii” (memperbaiki ghaibku), maksudnya iman yang ada dalam batinku, dan akhlak yang diridhai. "wa tarfu’u bihaa syaahidii” bermakna amal shaleh yang nyata.