Do’a Kemuliaan dan Mendapatkan Rezeki

  1. Hadis:

    اَللَّهُمَّ زِدْنا وَلَا تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلَا تَحْرِمْنَا وَآثِرْنَا وَلَا تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَأَرْضِنَا وَارْضَ عَنَّا

    Artinya:
    "Ya Allah, tambahkanlah untuk kami dan janganlah kurangi, muliakanlah kami dan jangan Engkau hinakan kami. Berilah kami (rezeki) dan janganlah halangi kami (memperoleh rezeki). dan muliakanlah kami, dan janganlah orang lain Engkau muliakan atas (kehinaan) diri kami. Ridhoilah kami dan (berikanlah perasaan ridha) pada kami (terhadap-­MU)."

    Asbabul Wurud:
    Abdur rahmi bin Abdul Qari menceritakan bahwa ia mendengar Umar bin Khattab berkata: "Adalah Nabi SAW apabila turun wahyu kepada Beliau terdengarlah di dekat (arah) mukanya bunyi lebah meng­gemuruh. Suatu waktu wahyu turun, kami terDia m sejenak. Setelah itu Beliau berjalan dan menghadap ke kiblat. Beliau angkat kedua tangannya dan berDo’a: Ya Allah, tambahilah kami ? dan seterusnya bunyi Hadis di atas. kemudian Beliau menjelaskan: "Telah turun 10 ayat. Barang siapa yang menegakkan (membaca)nya tentulah Dia masuk surga. Lalu Beliau membacakan awal surat al Mu’minun: Qad aflahal mu’minuun ?” sampai 10 ayat.

    Periwayat:
    Abad bin Humaid dalam kitab Musnadnya Dari Umar bin Khattab.


    Abdurrahman bin Abd - tanpa mengaitkannya dengan nama al Qari , (Qarah adalah nama sebuah negeri) - nama sebenarnya Absya’ bin Malik atau Rais bin Mihlam. Ada yang mengatakan namanya Ru’yah. Riwayatnya diceritakan oleh Al ’Ajali dalam kitab tsiqat ut tabi’in. Terdapat perbedaan pendapat Dari al Waqidi mengenai orang tersebut. Kadang-kadang dikatakan Dia adalah sahabat Nabi, lain kali disebut-sebut sebagai tabi’in. Abdurrahman ini wafat tahun 88 H. (Taqribut tahdziib, karangan Ibnu Hajar dengan syarah, juz I: 489).