Islam Memperhatikan Kebersihan dan Kerapihan

  1. Hadis:

    أَمَا كاَنَ يَجِدُ هَذَا مَا يُسَكِّنُ بِهِ رَأْسَهُ.وفِي رِوايَة شَعْرَهُ أَمَا كَانَ يَجِدُ هَذَا مَا يَغْسِلُ بِهِ ثِيَابَهُ

    Artinya:
    "Ingatlah, mewujudkan (kerapihan) ini menenangkan kepala, (dalam suatu riwayat) rambutnya. Ingatlah mewujudkan (kerapihan) ini adalah mencuci (membersihkan) bajunya."

    Asbabul Wurud:
    Jabir bin Abdillah menyebutkan - seperti Diriwayatkan oleh Abu Daud -: "Rasulullah SAW mendatangi kami. Maka Beliau melihat salah seorang di antara kami ada laki-laki yang rambutnya kusut masai. Beliau bersabda: "Ingatlah, mewujudkan (kerapihan) im me ­nenangkan kepala ? dan seterusnya bunyi Hadis.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban dan .Al-Hakim Dari Jabir bin Abdillah. Al-Hakim berkata: Hadis ini shahih atas syarat shahih Bukhari dan Muslim. dan Dia kui pula oleh Ad-Dzahabi. Al Iraqy berkata: "Isnadnya bagus.”


    Hadis ini mendorong kita memelihara kebersihan: kebersihan jasmani dan kebersihan pakaian. Orang mukmin adalah orang yang memelihara kebersihan lahir dan batin. As Syafi’i berkata: "Barang siapa yang memelihara kebersihan pakaiannya, sedikit kegelisahannya.” Rasulullah SAW senantiasa memelihara kebersihan, dan Beliau tak meninggal­kan berharum-haruman, dan mengadakan disiplin dirinya untuk tidak pernah berpisah dengan sikat gigi (siwak) dan kaca hias (miraah).

    Kalau Beliau hendak keluar rumah dan mengadakan pertemuan dengan sahabat-sahabatnya, terlebih dahulu Beliau sisir rambutnya dan jenggotnya dengan semacam sisir yang disebut rakwah. Maka keber­sihan, nikmat dan kuda (kenderaan) tanpa berlebih-lebihan adalah salah satu cara mewujudkan nikmat Allah dan berpengaruh kepada pembentukan pribadi.