Bahagia dan Celaka
-
Hadis:
أَمَّا أَهْلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُوْنَ لِعَمَلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا أَهْلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُوْنَ لِعَمَلِ الشَّقَاوَةِArtinya:
"Adapun orang yang bahagia itu maka dimudahkanlah mereka melaksanakan amal yang (mendatangkan) kebahagiaan, dan adapun orang yang celaka maka dimudahkanlah mereka melaksanakan amal yang (mendatangkan) kecelakaan."Asbabul Wurud:
Ali meriwayatkan: "Suatu waktu kami mengantarkan jenazah ke pekuburan Baqi’ Al-Gharqad. Setelah itu Nabi menyusul kami Beliau duduk, kami pun duduk mengitari Beliau di tangannya ada tongkat yang Beliau pergunakan untuk menggores-gores tanah. Lalu Beliau bersabda: "Tiada seorang pun di antara kalian, tiada seseorang yang dihembuskan nafas (hidup) melainkan telah ditetapkan tempatnya, apakah di dalam surga atau neraka, melainkan telah ditetapkan pula (apakah Dia ) menjadi orang bahagia atau orang celaka. Maka seorang laki-laki bertanya: "Ya Rasulullah SAW, kalau begitu apakah kita tidak bertawakkal (menyerah) saja kepada ketetapan (nasib) kita, dan kita tanggalkan saja beramal. Maka siapa di antara kita yang ditetapkan menjadi orang bahagia, tentulah Dia akan beramal dengan amalan orang yang bahagia. Adapun yang ditakdirkan menjadi orang celaka di antara kita, tentulah Dia akan beramal dengan amalan orang yang celaka. Terhadap pendapat sahabat itu Rasulullah SAW menjelaskan (dan sekaligus meluruskan) apa yang Beliau maksudkan, seperti tersebut dalam bunyi Hadis di atas.