Kasus Hatib Bin Abi Balta’ah

  1. Hadis:

    إِنَّ اللهَ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقاَلَ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ

    Artinya:
    "Sesungguhnya Allah membukakan rahasia prajurit perang Badar. Maka Dia berfirman: Beramallah menurut apa yang kamu inginkan, maka sungguh Aku telah mengampunimu."

    Asbabul Wurud:
    Kata Umar bin Al-Khathab; ”Hatib Ibnu Abu Balta’ah telah menulis sepucuk surat kepada penduduk Makkah. Maka Allah memberitahukan hal itu kepada Nabi-Nya. kemudian Nabi mengutus Ali dan Az Zubair untuk melacak pengaruh surat tersebut. Tiba-tiba mereka mendapati seorang wanita di atas seekor unta. Keduanya meminta agar surat atau tulisan (yang disembunyikan) itu dikeluarkan Dari bawah buka unta itu dikeluarkan. Ali dan Az Zubair membawanya kepada Nabi, dan Beliau mengirimkan kepada Halhi, seraya bertanya: "Engkau yang telah menulis tulisan ini?." Jawab Hatib: ”Ya." Bertanya Nabi: "Apa maksudmu berbuat serupa ini?." Kata Halhib: ”Ya Rasulullah SAW, sama sekali aku tidak bermaksud menasihati Allah ataupun Rasul-Nya, tetapi aku seorang Arab yang tinggal di tengah-tengah penduduk Makkah dan keluargapun tinggal di tengah-tengah mereka. Aku takut mereka membunuh keluargaku. dan aku, telah katakan: ”Aku akan menulis tulisan yang Allah dan Rasulullah SAWulnya tidak akan mencelakakan sesuatu dan semoga berguna bagi keluargaku." Aku (Umar) mencabut pedangku dan aku katakan bahwa aku akan tebas lehernya, karena Dia telah kufur." Nabipun bersabda: ”atau ada sesuatu yang memberi­tahukan kepadamu bahwa Allah akan memberikan kemenangan (kepada kita) di atas parang Badar ini? Lakukanlah apa yang kalian ingini, semoga Allah mengampuni kalian."

    Periwayat:
    Al-Bazar bin Jarir dan oleh Abu Ya’la, As Syasi, Al-Hakim, dan oleh At-Thabrani dalam "Al-Ausath", oleh Ibnu Mardawaih, oleh Ad-Dhiya dalam "Al-Mukhtarah" Dari Umar bin Khathab.


    Seorang penasihat yang mukhlis, mukmin kepada Allah dan Rasulullah SAW­Nya, tidak bercampur imannya dengan syak. Penduduk Badar (pada waktu itu) berjumlah sekitar 313 sampai 314 orang. Allah memperhati­kan mereka dengan perhatian yang penuh kasih sayang dan kemuliaan. Kata Beliau : "Angkatlah mereka kepada kedudukan yang memperoleh ampunan di sisi Allah SWT.