Allah Mengapresiasi Sifat Malu

  1. Hadis:

    إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ سِتِّيْرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ

    Artinya:
    "Sesungguhnya Allah itu malu lagi menyukai yang tertutup, Dia menyukai sifat malu. Maka apabila salah seorang kamu mandi, hen­daklah ia menutup Dari (pandangan orang banyak).

    Asbabul Wurud:
    Menurut Abu Daud bahwa Rasulullah SAW pernah melihat seorang laki-laki mandi di Barraz (yang terlihat orang banyak). Maka- segera saja Beliau naik mimbar. Beliau bertahmid memuji Allah, kemudian bersabda seperti bunyi Hadis di atas.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Abu Daud An-NaSa'i Dari Ya’la bin UmaiyahAt Tamimi R.A Terdapat perawi dalam Hadis ini bernama Abu Bakar bin Iyasy yang diperselisihkan (mutkhtalaf) tentang keshahihannya, dan Abdul Malik bin Sulaiman. Ad-Dzahabi berkata dalam "Al-Kasyif" Dari Ahmad, bahwa perawinya tsiqat tapi juga berbuat salah.”


    Allah itu mempunyai malu yang besar, dan tak ada yang menyamai­-Nya sesuatu pun. Dia tak senang kejahatan dan keburukan, melainkan Dia senang (jika manusia) punya rasa malu, dan malu adalah bagian Dari iman (dan Allah tidak malu-malu menyampaikan yang hak).

    Maksud Allah menyukai sifat malu yang terpuji, dan menutup aib orang Muslim karena malu yang dimilikinya. Sifat yang suka mema­merkan aurat di hadapan orang banyak adalah karena tidak mempunyai perasaan malu.