Rahasia Zakat dan Waris

  1. Hadis:

    إِنَّ اللهَ لَمْ يَفْرِضْ مِنَ الزَّكَاةِ إِلَّا لِيُطَيِّبَ مَا بَقِيَ مِنْ أَمْوَالِكُمْ وَإنَّمَا فَرَضَ الْمَوَارِيثَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ بَعْدَكُمْ. أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

    Artinya:
    "Sesungguhnya Allah tiada mewajibkan zakat kecuali untuk mem­baikkan sisa hartamu yang lain. dan sesungguhnya Dia mewajibkan pembagian harta waris (mawaris) agar harta itu dapat dimiliki oleh orang yang hidup sesudah kamu. Tiadakah aku kabarkan kepadamu suatu berita, alangkah bagusnya simpanan (kekayaan) seseorang yang beristrikan wanita shalih, apabila Dia memandangnya menyenangkan hatinya, bila disuruhnya ditaatinya suruhan itu, kalau Dia sedang pergi (ghaib) dipeliharanya (hartanya)."

    Asbabul Wurud:
    Menurut Abu Daud Dari Ibnu Abbas: Ketika ayat ”Walladziina yaknizuunaz zahaba wal fidhdhah?.” (At-Taubah 34), sangAllah berat hal itu bagi perasaan kaum Muslimin, sehingga Umar menyatakan: ”Aku berdukacita (prihatin) bersamamu.” Umar berangkat menemui Rasulullah SAWulah SAW: ”Ya Nabi Allah, sungguh amAllah berat dirasakan ayat itu oleh para sahabatmu!” Maka Nabi SAW menjelaskan tentang pengertian ayat itu menurut bunyi Hadis di atas.

    Periwayat:
    Abu Daud, Al-Hakim, Al-Baihaqi Dari Ibnu Abbas R.A Al-Hakim mengatakan Hadis ini shahih berdasarkan syarat keshahihan yang ditetapkan Bukhari dan Muslim. Juga Dia kui keshahihan itu oleh Ad-Dzahabi dalam kitab "AtTalkhis" dalam Bab Zakat. Tetapi dalam "At-Tafsir" disebutkan bahwa salah seorang perawinya tidak dikenal.


    At-Taubah 34 itu berarti:? dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”

    Zakat bertujuan untuk membaguskan (mensucikan) harta, se­bagaimana dinyatakan Allah: "Ambillah zakat Dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan menDo’alah untuk mereka. Sesungguhnya Do’a kami itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah: 103).