Malu ’Afaf (’Iffah) dan Menjaga Lisan
-
Hadis:
إِنَّ الْحَيَاءَ وَالْعَفَافَ وَالْعِيَّ عِيُّ اللِّسَانِ لَا عِيُّ الْقَلْبِ وَالْعَمَلَ مِنَ الْإِيْمَانِ وَإِنَّهُنَّ يَزِدْنَ فِي الآخِرَةِ وَيَنْقُصْنَ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا يَزِدْنَ فِي الآخِرَةِ أَكْثَرُ مِمَّا يَنْقُصْنَ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّ الفُحْشَ وَالشُّحَّ وَالْبَذَاءَ مِنَ النِّفَاقِ وَإِنَّهُنَّ يَزِدْنَ فِي الدُّنْيَا وَيَنْقُصْنَ مِنَ الآخِرَةِ وَمَا يَنْقُصْنَ مِنَ الآخِرَةِ أَكْثَرُ مِمَّا يَزِدْنَ فِي الدُّنْيَاArtinya:
"Sesungguhnya malu, ’afaf (memelihara diri Dari godaan seks), dan lemah itu adalah lemah lisan (Dari mengucapkan yang tidak baik), bukan lemah, hati, serta beramal adalah sebagian Dari iman. Semuanya itu menambah (kebahagiaan) di akhirat dan mengurangi (kesenangan) di dunia. Bertambahnya kesenangan di akhirat lebih banyak dibanding dengan berkurangnya kebahagiaan di dunia. dan sesungguhnya perbuatan keji, pelit, dan perkataan kotor adalah sebagian Dari sifat nifak (munafik). Semuanya itu menambah kebahagiaan dunia dan mengurangi kesenangan di akhirat. Berkurangnya kesenangan di akhirat lebih banyak dibanding dengan bertambahnya kebahagiaan di dunia.Asbabul Wurud:
Seperti tercantum dalam "Al-Jami’ul Kabir", Dari Muhammad bin Abi Busyra al Mutawakkil al Asqalany Dari Bakar bin Basyar as Salmi Dari Abdul Hamid bin Siwar Dari Iyas ibnu Mu’akhyah bin Qurrah Dari bapaknya Dari kakeknya: "Kami berada bersama Rasulullah SAW. Orang-orang memperkatakan prihal malu, dan mereka (para sahabat) berkata: Ya Rasulullah SAW, malu itu merupakan bagian Dari agama. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Bahkan, malu adalah agama seluruhnya. kemudian jelaskan hubungan malu dengan iman seperti tersebut dalam Hadis di atas.