Sabda Rasulullah SAW itu Firman Allah

  1. Hadis:

    إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَإِنَّ الظَّنَّ يُخْطِئُ وَيُصِيْبُ وَلَكِنْ مَا قُلْتُ لَكُمْ قَالَ اللهُ فَلَنْ أَكْذِبَ عَلَى اللهِ

    Artinya:
    Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti kamu, dan sesungguhnya sangkaan itu bisa benar dan bisa pula tidak benar, akan tetapi apa yang aku ucapkan kepadamu adalah apa yang difirmankan Allah. Maka tidaklah aku berdusta atas nama Allah.

    Asbabul Wurud:
    Tercantum dalam Sunan Ibnu Majah Dari Thalhah, katanya: "Aku bepergian dengan Rasulullah SAW mengunjungi (kebun) korma. Maka Beliau melihat orang-orang mencangkok (talqih) pohon korma itu, sehingaga Beliau bertanya: "apa yang mereka lakukan?” Thalhah menerangkan: "Mereka mengambil bibit jantan lalu mengadukannya dengan serbuk betina.” Beliau bertanya lagi: "Saya kira cara ini tidak akan menguntungkan sedikitpun bagi mereka.” Hal itu Beliau sampaikan kepada mereka. Mereka meninggalkan pencangkokan pohon korma itu, tetapi hasil (buah)nya merosot. Hal demikian disampaikan orang kepada Nabi SAW. Beliau bersabda: "Sesungguhnya itu hanya sangkaan saja, jika menguntung­kan kamu Kerjakanlah!” Sebab sesungguhnya saya ini hanyalah manusia. kemudian Beliau ucapkan sabdanya dalam Hadis di atas. dalam sebuah riwayat Muslim, Nabi SAW mendengar suara. Beliau menanyakan suara itu, yang dijawab orang "suara orang-orang mengakhnkan pohon korma.” Beliau bersabda: "Kalau mereka tidak melakukan tentu benarlah (caranya). Lalu Thalhah mengatakan, petani itu tidak lagi melakukan kebisaan pencangkokan itu selama dua tahun. Tetapi hasil yang mereka peroleh menjadi berkurang. Mereka sampaikan hal itu kepada Nabi SAW. Mendengar pengaduan itu Beliau bersabda: "Jika ada sesuatu persoalan menyangkut (pekerjaan) duniamu, maka itu adalah urusanmu sendiri, dan jika hal itu menyangkut urusan agamamu, maka serahkan kepadaku.”

    Periwayat:
    Imam Ahmad dan Ibnu Majah Dari Thalhah bin Abdillah R.A


    Hadis di atas berarti dalam urusan duniawi kedudukan Rasulullah SAW sama dengan manusia, dan inilah yang diwahyukan Allah: "Innamaa anaa basyarun mitslukum yuuhaa ilaiya” (Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti kamu. Bedanya cuma, Beliau menerima wahyu Dari Allah. disitulah letak keistimewaan ilahiyah (khususiat ilahiyah) yang ada pada diri Beliau.

    Maka bila Beliau menyampaikan persoalan yang menyangkut keagamaan yang diwahyukan kepada Beliau , hendaklah dilaksanakan, baik berupa ibadat, akhlak, muamalat (keperdataan), maupun mengenai berita- berita tentang hari akhirat, dan lain-lain. Beliau bebas Dari kesalahan (ma’shum) dalam menyampaikan wahyu Tuhannya. Tiada Dia berbicara atas kehendak hawa nafsunya, melainkan semata-mata atas dasar wahyu yang diturunkan kepadanya.

    Tetapi apa yang aku sampaikan kepadamu, semata-mata berdasarkan pendapatku mengenai urusan duniawi, maka saya ini adalah manusia biasa, yang mungkin saja salah atau benar sepanjang tidak berkaitan dengan peroslan agama. Selanjutnya Beliau menyebutkan Hadis di atas sebagaimana Diriwayatkan Dari Thalhah.