Wanita Haid dan Ibadah Haji

  1. Hadis:

    أُنْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَمْسِكِيْ عَنْ عُمْرَتِكَ

    Artinya:
    Lepaskanlah (ikatan) rambutmu dan sisirlah dan Tahanlah umrahmu.

    Asbabul Wurud:
    dalam shahih Bukhari Dari Urwah Dari Aisyah, katanya: "Sesungguh­nya aku berada pada permulaan haji bersama Rasulullah SAW, Ketika Beliau mengerjakan ibadah haji wada' (perpisahan). Aku termasuk rombongan jemaah yang mengerjakan haji secara tamattu' dengan mengiringi binatang hadiah yang siap dipotong. Maka aku berkata: "Wahai Rasulullah SAW, malam ini adalah malam Arafah, dan aku meyakini akan kedatangan haid dan belum akan suci sampai memasuki malam Arafah. Maka aku tanyakan: "Wahai Rasulullah SAW malam ini adalah malam Arafah, sedangkan aku mengerjakan haji tamattu' bersama umrah."Maka Beliau menjawab: "Lepaskanlah (ikatan) rambutmu… dan seterusnya.

    Periwayat:
    Bukhari Dari Aisyah R.A


    Mengerjakan haji secara tamattu' adalah berihram untuk mengerjakan umrah saja pada bulan bulan haji. Maka orang yang telah mengucap­kan talbiyah dengan niat umrah, halal baginya segala sesuatu, setelah ia selesai mengerjakan amal umrah lainnya, yaitu thawaf, Sa'i dan men­cukur atau menggunting rambut. Allah SWT berfirman: .?. Apabila kamu telah merasa aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah di dapat…"(al-Baqarah 196).

    Setelah selesai umrah dan bercukur (tahalul), Dia berihram untuk me­nunaikan haji pada tahun itu. Maka orang tersebut dikenakan dam (denda).

    dalam Hadis di atas Rasulullah SAW menjelaskan kepada Siti Aisyah, agar Aisyah meninggalkan umrah, karena Dia kedatangan bulan (haid) yang tidak memungkinkannya thawaf umrah. Ketika masuk hari Arafah (malam kesembilan Zulhijah), hendaklah Dia kerjakan amal-amal haji, kemudian thawaf setelah bersih (mandi haid). Setelah itu ia kerjakan haji, kemudian ia mulai lagi umrah sesudahnya.