Asbabun Nuzul Surat An-Nur Ayat 26 - Imam as Suyuthi : Orang Yang Buruk Maka Ia Pantas Juga Mendapat Yang Buruk, Sebaliknya Yang Baik Yang Pantas Untuk Mereka Adalah Yang Baik Juga

  1. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). ”
    Ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang perawi-perawinya tsiqah, dari Abdurraman bin Zaid bin Aslam dalam firman Allah, “Wanita- wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. ” Abdurrahman mengatakan; ayat ini turun berkenaan dengan Aisyah ketika orang-orang munafik menuduhnya dengan tuduhan yang dibuat-buat. Maka Allah membersihkan Aisyah dari semua tuduhan tersebut. (1) Ath-Thabarani meriwayatkan dengan dua sanad yang salah satunya dha’ if yaitu dari Ibnu Abbas, ia mengatakan; Ayat “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji.” turun berkenaan dengan orang-orang yang melakukan tuduhan yang dibuat-buat terhadap istri Nabi. (2) Ath-Thabarani meriwayatkan dari Al-Hakam bin Utaibah. ia mengatakan; Tatkala orang-orang membicarakan persoalan Aisyah, maka Rasulullah & mengutus seseorang menemui Aisyah. Beliau bertanya, “Wahai Aisyah, apa yang dikatakan orang-orang?” Aisyah menjawab, “Aku tidak akan memberikan alasan apa pun hingga alasanku akan diturunkan langsung dari langit.” Kemudian Allah menurunkan ayat berkenaan dengan Aisyah sebanyak sepuluh ayat dari Surat An-Nur. Selanjutnya beliau membaca hingga sampai kepada ayat, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji.” Hadits mursal dan sanadnya shahih. (3)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Shahih: Ath-Thabarani (23/154) meriwayatkan dalam Al-Kabir.
    2. Dha’ if: Ath-Thabarani (23/159) meriwayatkan dalam Al-Kabir.
    3. Dha’if: Ath-Thabarani (23/160) meriwayatkan dalam AbKabir. Lihat semuanya dalam Ad-Durr Al-Mantsur (5/39-40).