Kisah Dua Malaikat Pencatat Amal

  1. Hadis:

    عَجِبْتُ مِنَ الْمَلَكَيْنِ بَيْنَ الْمَلَائِكَةِ نَزَلَا إِلَى الْأَرْضِ يَلْتَمِسَانِ عَبْدًا فِي مُصَلَّاهُ فَلَمْ يَجِدَاهُ عَرَجَا إِلَى السَّمَاءِ إِلَى رَبِّهِمَا فَقَالَا: يَا رَبُّ , كُنَّا نَكْتُبُ لِعَبْدِكَ الْمُؤْمِنِ فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ مِنَ الْعَمَلِ كَذَا وَكَذَا فَوَجَدْنَاهُ قَدْ حَبَسْتَهُ فِي حِبَالَتِكَ فَلَمْ نَكْتُبْ لَهُ شَيْئًا. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: اكْتُبَا لِعَبْدِيْ عَمَلَهُ فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ , وَلَا تَنْقُصُوْهُ شَيْئًا عَلَى آخِرِ مَا حَبَسْتُهُ , وَلَهُ أَجْرُ مَا كَانَ يَعْمَلُ

    Artinya:
    "Aku heran terhadap dua orang di antara malaikat yang turun ke bumi, keduanya meminta kembali ke mushallanya (mushalla di bumi), namun keduanya tidak mendapatkannya. kemudian keduanya naik menuju Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhan, kami akan mencatat amal hamba-Mu yang beriman yang mereka kerjakan pada malam dan siang hari, amal ini dan amal itu, namun kami mendapatkannya terkurung dalam jeratan-Mu sehingga kami tidak mencatatkan sesuatu untuknya .

    "Allah berfirman: "Tulislah oleh kalian berdua amal hamba-Ku (yang dikerjakannya) pada siang dan malam hari dan jangan kalian kurangi amalnya sedikitpun. (Menjadi tanggung jawabku untuk memberikan) pahalanya (dengan sebab) aku telah memenjarakannya dan baginya pahala (Dari) apa yang telah ia kerjakan."

    Asbabul Wurud:
    Kata Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW telah menengadahkan kepalanya ke langit, kemudian Beliau tersenyum. Beliau ditanya orang mengapa tertawa. Beliau pun bersabda: "Aku heran terhadap dua orang di antara malaikat… dan seterusnya."

    Periwayat:
    Abu Daud, At-Thayalisi dan oleh At-Thabrani di dalam "Al-Ausath"Dari Ibnu Mas'ud R.A Kata Al Hatsami, didalamnya ada orang bernama Muhammad Ibnu Abi Humaid, ia lemah sekali. As-Suyuthi memasukkan Hadis ini kedalam kelompok Hadis Hassan.


    Memenjarakan didalam jerat maksudnya menyakitinya dengan berbagai penyakit. Hadis berisi keterangan bahwa untuk perolehan pahala tidak terletak pada sabarnya. Tetapi terletak pada kepedihan sakitnya sendiri. Jika iasabar , ia akan memperoleh pahala kesabarannya. Hadis ini menolak paham yang beranggapan bahwa tertolaknya pahala karena ketiadaansabar .