Firasat Nabi

  1. Hadis:

    كَانَ نَبِيٌّ مِنْ الْأَنْبِيَاءِ يَخُطُّ فَمَنْ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ

    Artinya:
    "Ada seorang di antara para Nabi (yang) membuat garis. Maka siapa yang garisnya sesuai (dengan garis itu), maka itulah Dia ."

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana diterangkan didalam Shahih Muslim bersumber Dari Mu'akhyah bin Hakam, ia berkata: "Ketika aku shalat bersama Rasulullah SAWul­lah tiba-tiba berbangkitlah seorang di antara kaum, maka akupun ber­ucap "yarhamukallaah!"Mereka semuanya mengalihkan penglihatan­nya kepadaku. Aku berkata: "Celaka, mengapa kalian memperhatikan aku?."kemudian mereka memukul-mukulkan tangannya ke paha mereka. Ketika mereka (memberi isyarat) agar aku Dia m, akupun Dia m. Selesai Rasulullah SAW shalat (Beliau memberikan nasehat), demi bapak dan ibuku, aku belum pernah melihat seorang pendidik sebelum ini yang lebih baik pendidikannya Daripadanya. Demi Allah, Dia tidak mem­bentak aku, Dia tidak memukul aku dan Dia tidak mengecewakan aku. Dia bersabda: "Bahwa sesungguhnya (dalam) shalat ini tidak boleh ada sesuatu yang berupa perkataan manusia. Ia shalat hanyalah tasbih, takbir dan bacaan Al-Qur'an (sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah SAW)." kemudian aku berkata: "Ya Rasulullah SAW, aku pernah hi­dup di zaman jahiliyyah, kemudian Allah mendatangkan agama Islam, beberapa orang di antara kami pergi mendatangi dukun-dukun (kahin)."Beliau berkata: "Jangan mendatangi mereka!"Dia (Mu'akhyah) berkata: "di antara kami juga ada yang membuat garis firasat."Beliau pun ber­sabda: "Ada seorang di antara para Nabi yang membuat garis… dan seterusnya."

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud An-NaSa'i Dari Muakhyah bin Hakam As Silmi ra.


    1. Kata Al Aadhi, maksud "yakhuththu"adalah membuat garis seperti garis-garis pasir di mana dapat diketahui keadaan dan firasat seseorang.

    2. Maksudnya, Barang siapa yang garisnya sesuai dengan garisnya (Nabi) baik bentuk dan keadaannya, Dia itulah yang memiliki kekuatan firasat, kesempurnaan ilmu dan sifat wara' yang kuat dalam menghinDari diri Dari maksiat.

    3. berkata An-Nawawi: "yang benar maknanya, bahwa siapa yang dapat membuat garis firasat seperti garis firasat yang dibuat Nabi, Dia itulah yang dibolehkan tetapi tidak ada jalan bagi kita untuk mengetahuinya dengan yakin, maka artinya tidak diperkenankan. Maksudnya tidak boleh membuat garis-garis firasat itu kecuali dengan yakin padahal tidak mungkin bagi kita dapat meyakini kesesuaian antara garis firasat yang kita buat dengan garis firasat yang dibuat seorang Nabi.