Karantina

  1. Hadis:

    إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُوْنِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ وَأَنْتُمْ بِأَرْضٍ فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا فِرارًا مِنْهُ

    Artinya:
    "Jika kalian mendengar ada wabah tha’un di suatu daerah maka hendaknya kalian jangan masuk ke dalamnya. dan jika hal itu terjadi disuatu daerah dan kalian tengah berada di dalamnya maka janganlah keluar Daripadanya."

    Asbabul Wurud:
    Bahwa Umar bin Al-Khathab telah pergi menuju Syam, maka sesampainya di Sargh bertemu dengan kepala-kepala pasukan di antaranya: Abu ’Ubaidah bin Aldjarrah dan kawan-kawannya, maka mereka memberitahukan bahwa di Syam sedang berjangkit penyakit waba’. Maka ’Umar menyuruh Abdullah bin ’Abbas: Panggilkan kemari sahabat Muhadjirin yang pertama dan Ketika telah hadir semua di depan ’Umar, ’Umar memberitahu kepada mereka bahwa waba’ sedang berjangkit di Syam maka bagaimanakah pendapatmu. Sebagian berkata: Engkau telah keluar untuk sesuatu, maka lebih baik jangan mundur kembali; sebagian lagi berkata: kau sedang membawa sisa- sisa sahabat Nabi, maka lebih baik jangan menghadapkan mereka kepada bahaya ini. Karena pendapat yang berselisih, maka ’Umar berkata: Pergilah kamu dan segera menyuruh panggil sahabat-sahabat Anshor dan Ketika mereka ini dimintai pendapat, tidak berbeda dengan pendapat kaum Muhajirin itu, Karena berselisih, maka ’Umar berkata: Bangu makanlah kamu Dari sini. kemudian menyuruh panggilkan kaum Muhajirin Futuh Makkah Dari pemuka-pemuka bangsa Quraisy, maka mereka ini tidak sampai ada yang berselisih, semuanya berpendapat: lebih baik kau bawa kembali orang-orang dan jangan kamu hadapkan kepada waba’ itu. Maka ’Umar segera memberi tahu (memerintahkan) Bahwasanya besok akan berangkat kembali. Tiba-tiba Abu ’Ubaidah menegur ’Umar: Apakah akan lari Dari takdir Allah? ’Umar berkata: Andaikan selain kau hai Abu ’Ubaidah yang berkata demikian, sebab ’Umar tidak suka berselisih paham dengan Abu ’Ubaidah. Jawab ’Umar: Ia lari Dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimanakah pendapatmu kalau kau membawa temakmu ke lembah yang mempu­nyai dua bidang ladang yang subur dan kering, tidakkah kalau kaubawa ke tempat yang subur berarti takdir Allah, dan jika kamubawa kebagian yang kering juga dengan takdir Allah. kemudian datang Abdurrahman bin ’Auf yang sejak tadi tidak hadir karena suatu hajat, maka ber­kata: Saya mempunyai pengetahuan, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Jika kamu mendengar waba’ berjangkit disuatu tempat jangan kamu masuk ke dalamnya, dan bila kamu berada di dalamnya, jangan keluar untuk melarikan diri Daripadanya. Maka ’Umar mengucap Alhamdulillah dan segera kembali. (Buchary Muslim).

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim, An-NaSa'i Dari Abdurrahman bin Auf. An-NaSa'i juga meriwayatkan Dari Usamah bin Zaid.


    Tha’un adalah sejenis penyakit menular yang mencemari udara dan makanan disebabkan oleh vitusnya yang menyebar. Maka jika ada berita bahwa suatu daerah berjangkiti penyakit itu, orang-orang yang belum terjangkiti terlarang masuk ke dalamnya sebab sangat memba­hayakan dan untuk mencegah penularan yang lebih luas dan jika seseorang sudah berada di dalamnya saat wabah itu menyerang, seseorang terlarang keluar dengan tujuan yang sama yaitu mencegah penularan dan hendaknya ia pasrah sambil berusaha dan berdoa serta menolong orang-orang yang terkena harus dijaga agar penyakit itu tidak menjangkiti daerah lain. Sebab itu ada musuh yang dapat menye­rang dengan sendirinya melainkan dengan izin Allah. Firman Allah (artinya): "Sesungguhnya jika Dia menghendaki sesuatu. Dia berkata "jadilah” maka jadilah sesuatu itu” (Yasin: 82).