Cinta Berjumpa dengan Allah

  1. Hadis:

    مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

    Artinya:
    "Barang siapa mencintai perjumpaan dengan Allah maka Allah mencintai perjumpaannya denganNya dan Barang siapa yang benci perjumpaan dengan Allah maka Allah membenci perjumpaan dengannya."

    Asbabul Wurud:
    Seperti tercantum dalam Shahih Bukhari Dari Aisyah atau sebagian istri Nabi SAW. berkata: "Sesungguhnya kami benci (takut) dengan kematian. Rasulullah SAW bersabda: tidaklah demikian halnya, melainkan orang mukmin apabila menghadiri kematian digembirakanlah Dia dengan keridhaan Allah dan kemuliaan-Nya. Tiadalah sesuatu yang lebih dicintai selain Dari yang di hadapannya. Seseorang yang mencintai perjumpaan dengan Allah, maka Allah mencintai untuk berjumpa dengannya. Sesungguhnya orang kafir Ketika dihadapkan kematian kepadanya "digembirakanlah"Dia dengan siksaan azab Allah dan siksa­Nya. Maka tiadalah sesuatu yang paling dibencinya melainkan apa yang ada di hadapannya (kematian). Dia membenci perjumpaan dengan Allah dan Allah juga benci berjumpa dengannya.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmidzi An-NaSa'i Dari Aisyah R.A )


    Berjumpa dengan Allah (liqa' Allah) berarti kembali kepada negeri akhirat. Hadis ini berarti bahwa di kala seorang mukmin berhadapan dengan saat menghampiri kematian (ghargharah) digembirakanlah Dia dengan keridhaan Allah dan surga, sehingga mati itu lebih dicintainya Dari hidupnya. "Allah mencintai perjumpaan dengannya"berarti Allah melimpahkan kepadanya karunia-Nya dan pemberian (pahala) yang banyak sekali.

    Keadaan orang kafir yang membenci perjumpaan dengan Allah adalah Ketika Dia melihat azab Allah. "Allah benci perjumpaan dengannya"berarti Allah menjauhkan orang tersebut Dari rahmat-Nya dan mendekatkannya kepada siksaan-Nya. Lari Dari kematian menyebabkan lemahnya jiwa menyongsong kematian. Kuat persiapan diri berhadapan dengan kematian menyebabkan timbul harapan berjumpa dengan Allah.

    Zumakhsyang berkata: "Perjumpaan dengan Allah adalah kembali ke akhirat, mencari karunia di sisi Allah. Maka siapa yang benci terhadap yang demikian itu dan cenderung hati pada dunia dan kesenangannya maka Dia tercela. Maka bukanlah maksud perjumpaan dengan Allah (liqa' Allah) adalah kematian karena setiap orang tentu takut dan membencinya.