Nabi tidak Dapat Menolong Pamannya

  1. Hadis:

    يَا عَبَّاسُ أَنْتَ عَمِّي وَلَا أُغْنِيْ عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَلَكِنْ سَلْ رَبَّكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

    Artinya:
    "Hai Abbas, engkau pamanku, dan aku tidak sedikitpun dapat menolong mu. Akan tetapi mintalah (bermoho makanlah) kepada Tuhanmu keselamatan dan kesehatan di dunia dan akhirat."

    Asbabul Wurud:
    Sebagaimana tercantum dalam "Al-Jami'ul Kabir" Dari Ali ibnu Abdillah ibnu Abbas Dari ayahnya Dari kakeknya, bahwa kakeknya bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengan mengamalkan pelajaran itu Allah memberikan manfaat kepadaku."Maka Rasulullah SAW bersabda seperti bunyi Hadis di atas.

    Periwayat:
    Imam Ahmad, Ibnu Saad, dan Thabrani dalam "Al-Jami'ul Kabir" dan Ibnu Abbas R.A


    Hadis itu menjelaskan keagungan Islam, ketelitian keadilannya, dan bahwa manusia diberi balasan karena amal perbuatannya. Jika perbuatan itu baik, baik pula balasannya, dan jika buruk, buruk pula balasannya. dan tiadalah orang yang memikul dosa akan memikul dosa orang lain, dan bahwa tiadalah pahala bagi manusia melainkan sesuai dengan usahanya. Amal diberi ganjaran terhadap yang melakukannya di hari akhirat nanti. Siapa yang bekeija seberat zarrah (atom) Dari kebaikan pasti akan Dia lihat ganjarannya. Hubungan dan tali kekerabatan (pertemanan) apapun tidak akan membantu mencari kebenaran. "Barang siapa menunda amal tiadalah cepat meningkat nisbah (keturunan) nya. Sesungguhnya Allah mencintai apabila seseorang kamu bekeija dengan suatu pekerjaan yang akan melepaskan (membersihkan) nya Dari kejahatan.