Ujian Menurut Kadar Agamanya

  1. Hadis:

    أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً اَلْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ صُلْبًا اِشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى قَدْرِ دِيْنِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

    Artinya:
    "Manusia yang paling berat ujiannya ialah para Nabi. kemudian orang-orang yang demikian itu, maka ujiannyapun seperti itu. Seseorang akan diuji menurut ukuran agamanya; jika agamanya kuat, kuat pula ujiannya, jika agamanya tipis, tipis pula ujiannya. Maka senantiasa bala itu menimpa manusia sampai kelak ia membiarkannya berjalan di muka bumi dengan tidak ada kesalahan lagi atasnya.”

    Asbabul Wurud:
    Hadis ini timbul sehubungan dengan pertanyaan Abu Waqash‘ ”Ya Rasulullah SAW, siapa di antara manusia yang paling berat ujiannya?." Jawab Beliau : ”yang paling berat ujiannya ialah para Nabi.., dan seterusnya."

    Periwayat:
    Diriwayatkan oleh: At-Turmudzi dan An-NaSa'i dalam "Al-Kabir”, oleh Ibnu Majah dan dishahihkan (dibenarkan) oleh At-Turmidzi, oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Semuanya Dari jalur (thariq) ’ Ashim bin Bahdzalah Dari Mash’ab bin Sa'ad bin Abi Waqash Dari ayahnya. yang mula-mula mem­ bawa Hadis ini adalah Al-Bukhari dan Dia tidak meriwayatkannya. Dari sanalah Ibnu Hajar mengambilnya dan mencantumkannya dalam kitab ”Tartiibul Firdaus” kemudian diikuti oleh As Suyulhi dalam kitab ”Jami’ ”-nya.


    dalam Hadis ini diterangkan bahwa Allah SWT menguji seseorang menurut kadar atau ukuran agamanya. dan Dia pun ”tidak ipembcbani seseorang kecuali menurut kemampuannya” (Al-Baqarah: 286). inilah salah satu Dari bukti keadilannya?