Jangan Menyia-Nyiakan Kebaikan

  1. Hadis:

    اِتَّقِ اللهَ وَلَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ وَوَجْهُكَ مُنْبَسْطٌ إلَيْهِ وَلَوْ أَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِي إِنَاءِ الْمُسْتَسْقِي وَلَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيْكَ فَلَا تَشْتِمْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيْهِ فَإنَّهُ يَكُوْنُ لَكَ أَجْرُهُ وَعَلَيْهِ وِزْرُهُ وَاتَّزِرْ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ اْلإِزَارِ فَإِنَّهُ مِنَ الْمَخِيْلَةِ وَإِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْمَخِيْلَةَ

    Artinya:
    "Takutlah kamu kepada Allah, janganlah menyepelekan kebaikan walau sekedar bermuka manis saat engkau bertemu dengan saudaramu, walau sekedar menuangkan air Dari embermu ke dalam bejana orang yang kehausan, dan jangan memaki seseorang. Jika ada orang yang mencacimu dengan keburukan yang Dia ketahui ada padamu, janganlah engkau mencacinya dengan keburukan yang engkau ketahui ada padanya.

    Maka sesungguhnya bagimu pahalanya dan baginya dosanya. dan bersarunglah sampai setengah betis. Jika engkau berkeberatan silakan sampai kedua mata kaki. Hati-hati dengan sarung yang isbal (terlalu ke bawah) ke tanah sebab hal itu menunjukkan kesombongan. Sesungguhnya Allah tidak suka kesombongan."

    Asbabul Wurud:
    Jabir Al-Hujaimi pernah minta nasihat kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah SAWulah, kami penduduk Dari sebuah gurun, maka ajarkanlah kepada kami sesuatu yang bermanfaat. kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Takutlah kamu kepada Allah, janganlah menyepelekan kebaikan walau sekedar bermuka manis saat engkau bertemu dengan saudaramu, walau sekedar menuangkan air Dari embermu ke dalam bejana orang yang kehausan, dan jangan memaki seseorang. Jika ada orang yang mencacimu dengan keburukan yang Dia ketahui ada padamu, janganlah engkau mencacinya dengan keburukan yang engkau ketahui ada padanya. Maka sesungguhnya bagimu pahalanya dan baginya dosanya. dan bersarunglah sampai setengah betis. Jika engkau berkeberatan silakan sampai kedua mata kaki. Hati-hati dengan sarung yang isbal (terlalu ke bawah) ke tanah sebab hal itu menunjukkan kesombongan. Sesungguhnya Allah tidak suka kesombongan." Al-Munawi pada sebagian riwayatnya menjelaskan: "Aku telah melihat seorang laki-laki dan orang-orangpun berdatangan ingin melihatnya. Aku bertanya: "Siapa Dia ?" Jawab mereka: "Rasulullah SAW." Aku berkata: "Alaikas salaam ya Rasulullah SAW." Rasulullah SAW bersabda: "Alaikassalaam" penghormatan untuk orang mati, maka katakanlah: "Assalaamu 'alaika." Akupun mengatakan: "Assalaamu 'alaika", Engkau Rasulullah SAW?" Jawab Nabi: "Ya." kemudian kataku: "Ya Rasulullah SAW?"

    Periwayat:
    Abu Daud At-Thayatisi Dari Jabir bin Salim Al-Hujaimi, oleh An-Nasai, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan lain-lain. Kata An-Nawakh: "Abu Daud dan Tirrmidzi, isnad keduanya shahih."


    1. Tidak boleh menganggap kecil kebaikan yang Dia jarkan agama walaupun hanya sekedar seteguk air atau seiris roti sebab yang kecil menjadi besar nilainya bagi orang-orang yang benar-benar memerlukannya. Boleh jadi yang kecil dalam pandangan kita namun ternyata dapat memenuhi kebutuhan orang lain.

    2. Bergaul dengan sesama manusia, sekedar menunjukkan muka yang manis saat berjumpa akan menimbulkan kesan yang baik bagi perasaan seseorang.

    3. Bagi laki-laki jangan menurunkan kain atau celana di bawah mata kaki itu kebiasaan yang dianggap mencerminkan rasa angkuh atau sombong. Adapun bagi wanita justru diharuskan menutupi seluruh auratnya kecuali muka dan telapak tangan.