Pemimpin yang Kasar atau Lemah Lembut

  1. Hadis:

    اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُق ْعَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

    Artinya:
    “Ya Allah, Barang siapa yang mengendalikan urusan umatku mengenai sesuatu hal, lalu ia menyulitkan urusan mereka (kasar), maka timbulkan pulalah kesulitan atas dirinya, dan Barang siapa yang mengendalikan urusan umatku mengenai sesuatu hal, lalu ia memperlakukan mereka dengan lemah lembut, maka perlakukan pulalah ia dengan lemah lembut."

    Asbabul Wurud:
    Ibnu Syamamah masuk ke rumah Aisyah. Lalu istri Rasulullah SAW itu bertanya: "Darimana (Dari suku apa) kamu berasal? Dia men­jawab: "Dari suku (bani) Mudhar. Aisyah bertanya lagi: Bagaimana kesanmu tentang Ibnu Khudaij dalam peperanganmu? Ia menjawab: ”Dia adalah pemimpin yang terbaik. Tetapi Aisyah mengatakan sebaliknya: ”Dia tidak mencegahku membunuh saudaraku. Akan aku ceritakan kepadamu apa yang pernah aku dengar Dari Rasulullah SAW: ”Ya Allah, Barang siapa yang mengendalikan urusan umatku ? dan seterusnya seperti bunyi Hadis di atas.”

    Periwayat:
    Muslim dan An-NaSa'i Dari Aisyah R.A Al-Baihaqi meriwayatkannya Dari Abdurrahman bin Syamamah dalam kitab As Sunnah.


    yang mengendalikan urusan umatku (Islam) itu bisa orang-orang yang terkena seruan masuk Islam tetapi menolaknya (ummatul ijabah) atau orang-orang yang memperkenankan seruan da’wah Nabi (umniatud da’wah), karena risalah Rasulullah SAW adalah sebagai rahmat untuk sekalian manusia, guna mewujudkan keadilan di muka bumi ini.

    Maka siapa yang berkuasa mengendalikan urusan umat Islam, baik dalam kedudukannya sebagai amir (gubemur), Khalifah, kepala negara atau pemimpin rakyat dalam bidang tugas tertentu, lalu Dia bebankan rakyatnya dan menjalankan pemerintahannya itu -dengan hal-hal yang menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka Nabi menDo’akan supaya sang pemimpin itu ditimpai siksa Tuhan.

    Sebaliknya ba­rangsiapa yang menjadi pemimpin dan bertindak dengan lemah lembut (ramah tamah), maka Nabi menDo’akan semoga Tuhan juga lemah lembut terhadap dirinya. Dia lah yang mengendalikan setiap pemimpin yang harus bertanggung jawab kepada-Nya sepanjang yang diketahui oleh pemimpin itu.