Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 238 - Imam as Suyuthi : Anjuran Untuk Lebih Mendahului Salat Daripada Tidur Siang Dan Perniagaan

  1. “Peliharalah segala shalatmu, dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu.”
    Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Al-Bukhari dalam torik/i-nya, Abu Dawud, Al-Baihaqi, dan Ibnu Jarir dari Zaid bin Tsabit. “Bahwasanya Nabi & dahulu ketika shalat zhuhur tengah hari, dan shalat ini adalah shalat yang paling berat bagi para sahabat, maka turunlah firman Allah, “Peliharalah segala shalatmu, dan (perihalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu.”
    Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Jarir dari Zaid bin Tsabit, “Bahwasanya Nabi dahulu shalat zhuhur pada waktu siang hari, dan di belakangnya hanya satu hingga dua shaff, dan orang-orang pada saat itu ada yang sedang tidur siang dan dalam perniagaan mereka, maka turunlah firman Allah, ““Peliharalah segala shalat)mu, dan (perihalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu.” (1) Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dan yang lainnya dari Zaid bin Arqam berkata, “dahulu pada zaman Rasulullah & kami berbicara kepada teman kami yang berada di samping kami pada waktu kami sendang mengerjakan shalat hingga turun firman Allah, “Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu”, kemudian kami diperintahkan untuk untuk diam dan dilarang untuk berbicara.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Mujahid berkata, “Dahulu para sahabat berbicara ketika mengerjakan shalat, dan seseorang memerintahkan saudaranya untuk suatu keperluan, maka turunlah firman Allah, “Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu." (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Hadits ini disebutkan oleh Al-Qurthubi (1/1122) dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Zaid bin Tsabit .
    Ibnu Katsir juga menyebutkannya (392/1). Ibnu Katsir berpendapat bahwasanya yang dimaksud dengan Shalatul Wustha adalah shalat Ashar (1/393). Dan ia memperkuat pendapatnya dengan hadits Nabi, “Mereka (kaum musyrikin) telah menyibukkan kita dari shalat Al-Wustha, yaitu shalat Ashar. Semoga Allah memenuhi rumah dan kubur mereka dengan api neraka.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Bab Al-Masajid (202, 205, 206). 2. Al-Qurthubi berkata (11254126/1) bahwasanya Ad'Dhahhak berkata, “Setiap kata Qunut di dalam Al-Qur'an bermakna ketaatan.” ARMujahid berkata, “Arti dari Qanitin yaitu Khasyi’in (orang-orang yang khusyu’).” Makna AbQunut adalah panjangnya ruku’ dan khusyu’, merendahkan pandangan, merendahkan diri. Ar-Rabi’ berkata, UAI-Qunut adalah lamanya waktu berdiri dalam shalat.”