Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 58 - Imam as Suyuthi : Pembuktian Bahwa Isa Bukanlah Tuhan

  1. “Demikianlah (kisah Isa), kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Qur'an yang penuh hikmah.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Hasan Al-Basri berkata, "Datang kepada Rasulullah & dua orang pendeta Najran, dan berkata salah satu dari pendeta tersebut, “Siapakah ayah Isa?” dan Rasulullah tidak langsung menjawab hingga Allah memerintahkannya untuk menjawabnya, maka turun pada Rasulullah “Demikianlah (kisah Isa), kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Qur'an yang penuh hikmah” hingga “Janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. ”
    Diriwayatkan dari jalur Al-Aufi dari Ibnu Abbas berkata, “Sesuugguhnya beberapa orang Najran datang kepada Rasulullah S, dan di antara mereka terdapat tuan-tuan mereka dan juga orang-orang bawahan, mereka berkata, “apa urusan kamu menyebut shahib kami?” Rasulullah menjawab, “siapa yang kamu maksud?” mereka berkata, “Isa, apakah kamu mengira dia adalah hamba Allah?” Nabi menjawab, “Iya”, dan mereka berkata, “Apakah engkau pernah melihat seseorang seperti Isa atau diberitahu tentangnya?” kemudian mereka pergi dari Rasulullah, kemudian Jibril datang kepada Rasulullah dan berkata, “Katakanlah kepada mereka jika datang kepadamu kembali, “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam”, hingga “Janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. ”
    Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitabnya Dalail An-Nubuwwah dari jalur Salamah bin Abdi Yasyu’ dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah menulis kepada penduduk Najran sebelun turun kepadanya, “Thaa Siin”, dengan menyebut nama Tuhan Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub: dari Muhammad Nabi Allah,” dan dalam kutipan hadits tersebut tertulis, “kemudian mereka mengirim kepada Rasulullah Syarahbil bin Wada’ati Al-Hamdani, Abdullah bin Syarahbil Al-Asbahi, dan Jabar Al-Hartsi. Kemudian mereka berangkat menuju Rasulullah, ketika mereka sampai kepada beliau, mereka bertanya-tanya hingga mereka menanyakan, “apa yang kamu katakan tentang Isa?.”
    Beliau bersabda, “Aku tidak dapat mengatakan apapun hari ini, maka pergilah hingga nanti aku akan memberitahu kalian. ” Ketika mereka memasuki keesokan harinya, Allah menurunkan firman-Nya, “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam” hingga firman- Nya yang berbunyi, “dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. ”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam kitab Ath-Thabaqat dari Al- Arzaq bin Qais berkata, “Datang kepada Nabi seorang uskup Najran dan bawahannya, maka Rasulullah menawarkan Islam kepada mereka berdua, mereka berkata, “sesungguhnya kami adalah orang-orang Islam sebelum kamu,” Rasulullah menjawab, “Kalian berbohong, sesungguhnya kalian bukanlah orang Islam karena tiga perkataan kalian berdua: meyakini Allah mempunyai anak, kalian memakan daging babi, dan sujud kalian untuk berhala”, mereka berdua mengatakan, “siapakah ayahnya Isa?” Rasulullah tidak menjawab pertanyaan mereka hingga Allah menurunkan firman-Nya, “Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam” hingga firman Allah, “Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Maka Rasulullah kemudian memanggil mereka berdua dan mengajak untuk saling melaknat, uskup dan bawahannya menolak dan memilih untuk membayar jizyah dan kemudian kembali pulang.” (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Diriwayatkan oleh Al-Hakim (593-594) dan ia menshahihkannya, dan Ibnu Katsir menyebutkannya (1/492-493) dengan riwayat yang panjang dan ia menisbahkan kepada Al-Baihaqi dalam kitab Dalail An-Nubuwwah dan ia berkata: “riwayat ini gharib”, lihat Ad-Dur Al-Mantsur (2/39), (2/369). Imam Al-Bukhari menyebutkan kisah ini dalam kitabnya (4380) dan Muslim (55) dalam Fadhail Ash-Shahabah dan kisah ini dikenal dengan AFMubahalah. Lihat Tafsir Al-Qurthubi (2/1453).