Asbabun Nuzul Surat An-Najm Ayat 33-41 - Imam as Suyuthi : Orang Yang Mencoba Mengelak Tidak Ikut Perang

  1. “Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Qur'an)? serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi'’ Apakah ia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga ia mengetahui (apa yang dikatakan)? Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.’’
    Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwasanya Nabi keluar untuk berperang. Kemudian datanglah seorang laki-laki yang ingin dibawa akan tetapi beliau tidak punya sesuatu untuk membawa laki-laki itu. Laki-laki itu kemudian bertemu dengan sahabatnya. Sahabatnya lalu berkata, “Berikan aku sesuatu, maka aku akan memberikanmu untaku ini dengan syarat engkau menanggung dosa-dosaku.” Laki-laki itu menjawab, “Ya.” Maka Allah menurunkan ayat, “Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Qur'un).?”(An-Najm: 33)
    Darraj bin As-Samah meriwayatkan, ia mengatakan; Keluarlah para tentara untuk berperang. Kemudian ada seorang laki-laki yang meminta kepada Rasulullah untuk membawanya. Beliau lalu berkata, “Aku tidak menemukan sesuatu untuk membawamu.” Laki-laki itu lalu berpaling dengan keadaan sedih, ia lalu bertemu dengan seseorang yang tunggangannya sedang menderum di hadapannya. Laki-laki itu kemudian melaporkan keadaannya kepada orang tersebut. Orang tersebut lalu berkata, “Apakah engkau memiliki sesuatu supaya aku membawamu sehingga engkau bertemu dengan para prajurit dengan membawa kebaikan-kebaikanmu.” Maka laki-laki tersebut berkata, “Ya.” Laki-laki itu lalu naik. Maka turulah ayat, “Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Qur'an)'‘” hingga ayat, “Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (An-Najm: 33-41). (1)
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Zaid, ia mengatakan; Ini adalah seorang laki-laki yang masuk Islam, ia kemudian bertemu dengan sebagian orang yang mencelanya. Orang itu berkata, “Apakah engkau mau meninggalkan agama nenek moyang dan mengatakan mereka adalah sesat dan menyangka mereka akan berada di neraka.” Laki-laki itu menjawab, “Sungguh aku takut terhadap siksa Allah.” Orang itu berkata, “Berikan aku sesuatu, maka aku akan menanggung setiap siksaan yang akan ditimpakan kepadamu.” Maka laki-laki itu memberikan sesuatu. Orang itu berkata, “Tambahi lagi.” Laki-laki itu lalu terus menambahi hingga menyusahkannya. Dia memberikan sesuatu dan menuliskan perjanjian dengan saksi. Tentang hal ini, maka turunlah ayat, “Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari Al-Qur’an)? serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi?” (An-Najm: 33-34). (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Al-Qurthubi (9/6512) mengatakan; Ayat itu turun berkenaan dengan Utsman bin Affan dan Abdullah bin Abi Sarah yang merupakan saudara sesusu. Utsman senantiasa berinfak dan bersedekah untuk hal-hal kebaikan. Abdullah lalu berkata kepadanya, “Apa yang engkau lakukan ini? Nyaris tidak ada sesuatu yang tersisa di sisimu.” Utsman lalu berkata, “Sesungguhnya aku memiliki dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan. Sungguh aku berharap dari apa yang aku lakukan untuk mencari ridha Allah dan aku mengharap ampunan-Nya.” Abdullah lalu berkata kepadanya, “Berikanlah kepadaku untamu maka aku akan menanggung seluruh dosa-dosamu.” Utsman lalu memberikan untanya kepada Abdullah dan bersaksi. Selanjutnya ia menahan sebagian dari apa yang akan disedekahkan. Maka turunlah ayat, “Maka apakah kamu melihat orang yang berpaling (dari AhQur'an)?” ... Utsman lalu kembali melakukan sedekah dengan lebih baik lagi. Lihat: Al-Wahidi hlm. 338.
    Al-Qurthubi mengatakan; Ini adalah riwayat yang dibuat-buat dan tidak ada ashalnya. Hal ini tidak mungkin berlaku pada Utsman Menurut praduga kami bahwasanya ini merupakan riwayat orang-orang berlebihan yang justru mencela Utsman & dalam mempekerjakan Abdullah bin Sarah sebagai gubernur Mesir dan Afrika.
    2. Al-Qurthubi (9/6512) bahwasanya orang itu adalah Al-Walid bin Al-Mughirah. Ada pula yang mengatakan itu adalah Al-Ash bin Wa'il As-Sahmi. Ada pula yang mengatakan itu adalah An- Nadhr bin Al-Harits.