Asbabun Nuzul Surat Al-Kautsar Ayat 3 - Imam as Suyuthi : Ketika Nabi Menerima Wahyu Orang Quraish Mengatakan Bahwa Muhammad Telah Terputus Dari Kita

  1. “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."
    Al-Bazzar dan lainnya meriwayatkan dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas, ia mengatakan; Ka’ab bin Al-Asyraf sampai di Makkah. Orang- orang Quraisy lalu berkata kepadanya, “Engkau adalah pemimpin kaum. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang pura-pura sabar dan diasingkan dari kaumnya ini, menyangka bahwa dirinya lebih baik daripada kami. Sedangkan kami adalah orang-orang yang mengurusi haji, memberi minum, dan penjaga Ka’bah.” Ka’ab lalu berkata, “Kalian lebih baik daripada dirinya.” Maka turunlah ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (1)
    Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam “Al-Mushannaf’ dan Ibnul Mundzir dari Ikrimah, ia mengatakan; Tatkala Nabi mendapat wahyu, maka orang-orang Quraisy berkata, “Muhammad telah putus hubungan dengan kita.” Maka turunlah ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (2)
    Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari As-Suddi, ia mengatakan; Dahulu orang-orang Quraisy ketika ada anak laki-laki seseorang meninggal dunia, maka mereka mengatakan, “Telah terputus keturunan si Fulan.” Maka ketika putra Nabi meninggal dunia, maka Al-Ash bin Wa'il berkata, “Telah terputus keturunan Muhammad.” Maka turunlah ayat tersebut. (3)
    Al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Ad-Dala'il hadits serupa dari Muhammad bin Ali. Dia menyebut nama anak tersebut yaitu Al-Qasim.
    Diriwayatkan dari Mujahid, ia mengatakan; Ayat tersebut turun berkenaan dengan Al-Ash bin Wa'il. Hal itu dikarenakan Al-Ash berkata, “Aku adalah orang yang membenci Muhammad.”
    Ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad dha’if dari Abu Ayyub, ia mengatakan; Tatkala Ibrahim bin Rasulullah meninggal dunia, maka orang-orang musyrik berjalan bersama-sama lalu berkata, “Sesungguhnya orang yang keluar dari agama ini malam ini telah terputus keturunannya.” Maka Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar.” hingga akhir surat. (4)
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair tentang firman Allah, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." (Al-Kautsar: 2) Dia mengatakan; Ayat tersebut turun pada hari Perjanjian Hudaibiyah ketika Rasulullah didatangi Jibril. Jibril berkata, “Berkurbanlah dan kembalilah.” Beliau kemudian berdiri dan berkhutbah sebagaimana khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Selanjutnya beliau shalat dua rakaat. Setelah itu beliau menuju ke arah hewan-hewan kurban untuk menyembelihnya. (5)
    Saya katakan; Dalam hadits itu sangat gharib.
    Syammar bin Athiyah meriwayatkan, da mengatakan; Dahulu Uqbah bin Abu Mu’aith berkata, “Sesungguhnya tidak tersisa lagi anak bagi Nabi
    Dia telah terputus keturunannya.” Maka Allah menurunkan ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”
    Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dia mengatakan; Telah sampai kabar kepadaku bahwasanya tatkala Ibrahim, putra Nabi
    S meninggal dunia, maka orang-orang Quraisy berkata, “Muhammad menjadi orang yang terputus keturunannya.” Hal tersebut membuat beliau merasa sangat marah. Maka turunlah ayat, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. ” untuk memberikan ketenangan kepada beliau. (6)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017



    1. Diriwayatkan Ibnu Katsir (6/395).
    2. Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah (6/305) dalam Al-Mushannaf.
    3. Lihat Ibnu Katsir (6/395), Al-Qurthubi (10/7679), Ibnu Jarir (30/212).
    4. Dha’if: Al-Haitsami (7/143) meriwayatkan dalam Al-Majma. Ia mengatakan; Di dalamnya ada perawi bernama Washil bin As-Sa'ib yang matruk.
    5. Kami tidak menemukannya dalam Al-Qurthubi, Ibnu Katsir, maupun Ibnu Jarir.
    6. Hadits ini perlu dipertimbangkan kebenarannya. Sebab, kematian Ibrahim adalah ketika beliau sudah berada di Madinah, sedangkan ayat tersebut adalah ayat Makkiyyah. Sedangkan yang benar adalah meninggalnya Abdullah M yang menjadi putra Rasulullah.

    Catatan: Ibnu Katsir (6/391) mengatakan; Surat Makkiyyah diturunkan setelah Surat Al-Adiyat.