Asbabun Nuzul Surat Al-Anfal Ayat 68 - Tawanan Perang Dihukum Mati atau Dibebaskan dengan Tebusan

Terkait tawanan Perang Badar, Rasulullah setuju dengan Abu Bakr untuk memaafkan dan membebaskan mereka dengan tebusan. Beliau kurang setuju dengan pendapat ‘Umar yang meminta beliau menghukum mati mereka. Ayat ini kemudian turun untuk menguatkan pendapat ‘Umar.

  1. عَنْ أَنَسٍ قَالَ: اِسْتَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم النَّاسَ فِي الْأُسَارَى يَوْمَ بَدْرٍ، فَقَالَ: إِنَّ الله قَدْ أَمْكَنَكُمْ مِنْهُمْ. قَالَ: فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقاَلَ: يَا رَسُوْلَ الله اِضْرِبْ أَعْنَاقَهُمْ، قَالَ: فَأَعْرَضَ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وسلم، ثُمَّ عَادَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ قَدْ أَمْكَنَكُمْ مِنْهُمْ، وَإِنَّمَا هُمْ إِخْوَانُكُمْ بِالْأَمْسِ. قَالَ: فَقَامَ عُمَرُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ الله اضْرِبْ أَعْنَاقَهُمْ، قَالَ: فَأَعْرَضَ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّم، قَالَ: ثُمَّ عَادَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّم فَقَالَ لِلنَّاسِ مِثْلَ ذَلِكَ، فَقَامَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ الله نَرَى أَنْ تَعْفُوَ عَنْهُمْ، وَتَقْبَلَ مِنْهُمُ الْفِدَاءَ، قَالَ: فَذَهَبَ عَنْ وَجْهِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّم مَا كَانَ فِيْهِ مِنَ الْغَمِّ، فَعَفَا عَنْهُمْ، وَقَبِلَ مِنْهُمُ الْفِدَاءَ. قَالَ: وَأَنْزَلَ الله تعالى: (لَوْلَا كِتَابٌ مِنْ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ). (1) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ:‏ لَمْ تَحِلَّ الْغَنَائِمُ لأَحَدٍ سُودِ الرُّءُوسِ مِنْ قَبْلِكُمْ، كَانَتْ تَنْزِلُ نَارٌ مِنَ السَّمَاءِ فَتَأْكُلُهَا‏. فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ وَقَعُوا فِي الْغَنَائِمِ قَبْلَ أَنْ تَحِلَّ لَهُمْ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى‏:‏ ‏(‏لَوْلاَ كِتَابٌ مِنَ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ‏). (2)

    Anas (bin Malik) berkata, “Rasulullah mengajak para sahabatnya bermusyawarah terkait tawanan Perang Badar. Beliau bersabda, ‘Sungguh, Allah telah memberi kalian kemenangan atas mereka.’ ‘Umar bin al-Khattab lalu berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, penggal saja leher mereka.’ Mendengar pernyataan itu, Nabi berpaling dan mengulangi perkataannya, ‘Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah memberi kalian kemenangan atas mereka. Kemarin, mereka adalah saudara kalian.’ ‘Umar berdiri dan berkata untuk kedua kalinya, ‘Wahai Rasulullah, penggal saja leher mereka.’ Seperti sebelumnya, Nabi berpaling dan mengulangi perkataannya sekali lagi. Abu Bakr pun berdiri dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, menurut kami, ada baiknya engkau maafkan dan bebaskan mereka dengan tebusan.’ Mendengar pendapat Abu Bakr, hilanglah kemuraman yang tadi tampak di wajah Rasulullah. Beliau lalu memaafkan dan membebaskan mereka dengan tebusan. Terkait peristiwa ini Allah menurunkan firman-Nya, laula kitabun minallahi sabaqa lamassakum fima akhaztum‘azabun ‘azim. Turunnya ayat ini juga dikaitkan dengan peristiwa yang disebutkan dalam hadis berikut. Abu Hurairah berkata, “Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Ganimah (harta rampasan perang) tidak dihalalkan bagi seorang pun makhluk berkepala hitam (yakni manusia) sebelum kalian. Dahulu, begitu ada ganimah, datanglah api dari langit yang menyambar dan menghanguskannya.’ Pada Perang Badar, pasukan muslim mengumpulkan ganimah sebelum Allah menurunkan ayat yang menghalalkannya, lalu Allah menurunkan ayat laula kitabun minallahi sabaqa lamassakum fima akhaztum ‘Azabun ‘Azim.”



     


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Hasan; diriwayatkan oleh Ahmad dari ‘Aliy bin 'A Ya‘la al-Mausiliy dalam Musnad-nya, j. 9, h. 116, (Beirut: Dar Ma’mun li at-Turas, 1984). Status hadis ini bisa dikatakan juga hasan ligairih karena ada beberapa hadis dari sahabat lain yang menguatkannya. Misalnya hadis dari ‘Umar, Ibnu Mas‘ud, dan Ibnu ‘Umar. Lihat misalnya: Muslim, Sahih Muslim, dalam Kitab al-Jihad wa as-Sair, Bab al-Imdad bi al-Mala’ikah fi Gazwah Badr, hlm. 1383, hadis nomor 1763; Ahmad, al-Musnad, hlm. 312, hadis nomor 3632; at-Tirmiziy, Sunan at-Tirmiziy, dalam Kitab al-Jihad, Bab fi al-Masyurah, hlm. 400, hadis nomor 1714; dalam Kitab at-Tafsir, Bab Tafsir Surah al-An‘am, juz 2, hlm. 359, hadis nomor 3270. (2) Sahih; diriwayatkan oleh at-Tirmiziy, an-Nasa’iy, Ahmad, dan Ibnu Hibban. At-Tirmiziy mengatakan hadis ini hasan sahih. Al-Busiriy mengatakan para perawi hadis ini tepercaya. Lihat: at-Tirmiziy, Sunan at-Tirmiziy, dalam Kitab at-Tafsir, Bab wa min Surah al-Anfal, hlm. 691, hadis nomor 3085; an-Nasa’iy, as-Sunan al-Kubra, dalam Kitab at-Tafsir, Bab wa min Surah al-Anfal, juz 10, hlm. 110, hadis nomor 11145; Ahmad, al-Musnad, hlm. 560, hadis nomor 7427; Ibnu Hibban, Sahih Ibni Hibban, dalam Kitab as-Sair, Bab al-Gana’im wa Qismatiha, juz 11, hlm. 13, hadis nomor 4806. Lihat pula: Al-Busiriy, Ithaf al-Khairah al-Maharah, dalam Kitab Sirah Sayyidina Rasulillah, Bab Ganimah Badr, juz 6, hlm. 448, hadis nomor 6235.