Takut dengan Penduduk Madinah

  1. Hadis:

    مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَخَافَهُ اللَّهُ

    Artinya:
    "Barang siapa merasa takut (mengganggu) penduduk Madinah Allah takut (menganiaya) nya."

    Asbabul Wurud:
    Seorang pemimpin (amiir) yang dianggap termasuk salah seorang para pemimpin suka memfitnah datang berkunjung ke Madinah. Pada saat itu sahabat Jabir ibnu Abdillah masih hidup dalam keadaan kehilangan penglihatan (buta). dikatakan kepada Jabir: Jika engkau mau silakan menjauh Dari amiir tersebut. Jabir menuruti nasehat itu, Dia keluar dan berjalan yang dipapah oleh kedua anaknya. Maka Jabir berpaling meninggalkan orang tersebut sambil berkata: Berbahagialah orang yang merasa takut kepada Rasulullah SAW. Kedua anaknya heran dan bertanya: Bagaimana mungkin mengatakan demikian padahal Beliau (Rasulullah SAW.) sudah meninggal dunia? Jabir mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Barang siapa merasa takut… dan seterusnya."

    Periwayat:
    Ibnu Hibban Dari Jabir ibnu Abdillah dan Imam Ahmad Dari Jabir dengan bunyi teks: Man akhaafa ahlal madinati faqad akhaafa ma baina janby (Barang siapa merasa takut mengganggu penduduk Madinah maka sungguh Dia takut dengan sesuatu di antara di sebelahku.) Al Haitsamy menyatakan bahwa di dalam sanadnya terdapat nama Muhammad ibnu Hafash yang tergolong dhaif.


    Hadis ini bermaksud memberikan peringatan agar jangan sampai menyakiti penduduk Madinah atau memarahi mereka. Al Majdy dalam logat (bahasa) menjelaskan bahwa Hadis itu mengandung pengertian bahwa mencintai kota Madinah dan penduduknya serta tetangganya serta memuliakan mereka, terutama para ulamanya serta orang-orang mulia di kalangan mereka dan para pelayan bagi kamar Nabi SAW. (Masjid Nabakh) dan lain-lain adalah sama dengan pelayanan terhadap keadaan dan karib kerabat Rasulullah SAW. Karena mereka (penduduk Madinah) berhak memperoleh hak-hak bertetangga dengan baik. Jika besar meskipun kejahatan yang mereka lakukan tiadalah hak tersebut dicabut Dari mereka.