Perpecahan Membawa Kehancuran

  1. Hadis:

    إنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْفُرْقَةُ

    Artinya:
    Sesungguhnya perpecahan telah membin asakan orang-orang (bangsa) sebelum kamu.

    Asbabul Wurud:
    Tercantum dalam "Al-Jami'ul Kabir" Dari Saad bin Abi Waqqash, katanya: "Ketika Nabi SAW sampai di Medinah, orang-orang Juhainah datang menghadap Beliau dan berkata: "Sesungguhnya engkau sudah berada di tengah-tengah kami. Maka marilah kita adakan ikatan (perjanjian) sehingga kami memberikan keamanan kepada engkau dan engkau memberikan keamanan pula kepada kami. Nabi pun setuju hal itu, dan mereka dalam status tidak beragama Islam. Rasulullah SAW, kata Sa'ad, mengutus kami di bulan Rajab untuk tugas militer. Jumlah kami tidak sampai 100 orang. Kami diperintahkan menyerang orang-orang Huyai Dari bani Kinanah, sampai ke tempat yang berdampingin dengan tempat tinggal orang-orang Juhainah. Maka kami melakukan penyerangan terhadap mereka. Jumlah mereka Ternyata lebih banyak Dari kami (yang berarti kekuatan mereka lebih besar). Maka kami minta bantuan (perlindungan) kepada orang Juhaniah. Tetapi mereka menolak memberikan apa yang kami perlukan. Alasan mereka: "Kenapa kamu berperang di bulan haram (bulan yang menurut Hadis Arab dilarang menumpahkan darah/ perang). Penolakan orang Juhainah memberikan perlindungan dan alasan yang mereka ke mukakan, menimbulkan perbedaan pendapat di antara kami sendiri. Sebagian berpendapat hendaknya kita kembali saja ke Medinah dan melaporkan persoalan itu kepada Rasulullah SAW. Biarlah Beliau yang memutuskannya. Sebagian lagi dengan tegas mengatakan: ’tidak, kita harus tetap berada di sini.” Adapun aku sendiri, kata Sa'ad memilih jalan lain, yaitu mencari bantuan kepada orang lain yang bukan Quraisy. Maka orang-orang yang sependapat dengan ku mencari kafilah (yang sedang lewat). Akan tetapi sebagian memutuskan pulang ke Medinah. Mereka melaporkan kepada Beliau tentang persoalan yang kami hadapi dan perpecahan yang timbul akibat beda pendapat. Rasulullah SAW berdiri dengan muka merah padam karena sangat marahnya. "Kalian pergi semuanya Dari sini dalam keadaan kompak, tetapi kalian pulang bercerai berai.” kemudian Beliau melanjutkan: "Sesungguhnya perpecahan telah membin asakan orang-orang sebelum kamu.” Pada akhir sabdanya itu Beliau menegaskan: "Akan saya utus orang lain untuk memimpin kalian, yang baik dan lebih tangguh (sabar) menahan lapar dan haus.” Lantas Nabi menetapkan Abdullah bin Jahsy men­jadi komandan pasukan kami. Dia lah amir (panglima tentara) yang pertama dalam Islam.”

    Periwayat:
    Ibnu Abi Syaibah Dari Sa'ad bin Abi Waqqash.


    tidak diragukan lagi perpecahan itu melemahkan kekuatan. Orang mukmin itu dalam hal saling mencintai dan saling menyayangi adalah bagaikan tubuh yang satu, seperti difirmankan Allah: "Sesungguhnya Allah mencinta orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan bersaf (berbaris-baris), mereka bagaikan bangunan yang tersusun kokoh.” (as Shaf: 4).

    Ungkapan Al-Qur'an yang menginginkan sekali umat Islam bersatu dan tidak berpecah belah sungguh dalam berjihad sangat besar artinya. disyari'atkan shalat berjamaah dan menyelenggarakan shalat Jum'at, haji dan membentuk persatuan Islam dengan warna kultur Islami yang mempersatukan bangsa-bangsa Muslim di barat dan di timur. Hal ini terwujud dengan berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Firman Allah: .? dan Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu Ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara ?” (Ali Imran: 103) .? Seandainya kamu infakkan (belanjakan) semua yang ada di bumi ini, tiadalah sanggup engkau mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka ?” (Al-Anfal 63).

    Tiada bersatu umat dengan berpegang teguh kepada agama Allah yang kokoh kuat melainkan mereka akan berkuasa dan memperoleh kemenangan.