Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 11 - Imam as Suyuthi : Tidak Boleh Mengolok-Olok Sesama Atau Memanggil Bukan Dengan Namanya

  1. “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok- olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yangdiperolok- olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.”
    Para penulis kitab Sunan yang berjumlah ada empat orang meriwayatkan
    dari Abu Jubairah bin Adh-Dhahhak, ia mengatakan; Dahulu ada seorang laki-laki yang memiliki dua nama dan tiga nama. Dia dipanggil dengan salah satu dari nama itu sehingga merasa tidak suka. Maka turunlah ayat, “Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar'gelar yang buruk...” At-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini hasan. (1)
    Al-Hakim dan lainnya meriwatkan dari Abu Jabairah, ia mengatakan; Dahulu sering ada julukan-julukan pada masa Jahiliyah sehingga Rasulullah & pernah memanggil seorang laki-laki dengan julukannya. Kemudian ada seorang yang berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sungguh ia benci terhadap panggilan itu. Maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar'gelar yang buruk... ” (2)
    Ahmad juga meriwayatkan, ia mengatakan; Berkenaan dengan Bani Salamah turunlah ayat, “Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar' gelar yang buruk... ” Maka Nabi tiba di kota Madinah dan di antara kami tidak ada seorang pun melainkan memiliki dua atau tiga nama. Dahulu ketika beliau memanggil salah seorang di antara mereka dengan salah satu dari nama-nama tersebut, maka mereka berkata, “Wahai Rasulullah. Sesungguhnya ia marah dengan panggilan tersebut.” Maka turunlah ayat tersebut. (3)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Shahih: At-Tirmidzi (3268) dalam Bab At-Tafsir, Abu Dawud (4962) dalam Bab Al-Adab, An-N asa'i (536) dalam Bab At-Tafsir, Ibnu Majah (3741) dalam Bab Al-Adab.
    2. Dha’if: ALHakim (2/503) meriwayatkannya dan ia mengatakan; Ini adalah hadits ‘ali (tinggi) yang sanad dan matannya gharib (asing).
    3. Hasan: diriwayatkan Ahmad (4/260) Lihat: Ibnu Katsir (5/290).