Asbabun Nuzul Surat As-Shaff Ayat 1-3 - Penegasan Bahwa Amal yang Paling Dicintai oleh Allah Adalah Iman dan Jihad

Sebagian umat Islam berharap seandainya Allah menunjukkan ibadah yang paling dicintai-Nya untuk mereka amalkan. Allah lalu mengabarkan bahwa amal yang paling dicintai-Nya adalah iman dan jihad. Ketika ayat tentang jihad turun, sebagian umat Islam justru merasa berat melaksanakannya. Itulah kejadian di balik turunnya ayat-ayat di atas.

  1. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلاَمٍ، قَالَ قَعَدْنَا نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَتَذَاكَرْنَا فَقُلْنَا لَوْ نَعْلَمُ أَىَّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ لَعَمِلْنَاهُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى‏:‏ ‏(‏سبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لاَ تَفْعَلُونَ‏)‏ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلاَمٍ فَقَرَأَهَا عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم. قَالَ أَبُو سَلَمَةَ فَقَرَأَهَا عَلَيْنَا ابْنُ سَلاَمٍ‏.‏ قَالَ يَحْيَى فَقَرَأَهَا عَلَيْنَا أَبُو سَلَمَةَ‏.‏ قَالَ ابْنُ كَثِيرٍ فَقَرَأَهَا عَلَيْنَا الأَوْزَاعِيُّ.‏ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَقَرَأَهَا عَلَيْنَا ابْنُ كَثِيرٍ. (1)

    Abdulla>h bin Sala>m berkata, “Kami, beberapa sahabat Rasulullah, duduk-duduk dan berbincang-bincang. Kami berkata, ‘Jika saja kami tahu amal yang paling disukai Allah, pasti akan kami kerjakan.’ Allah lalu menurunkan ayat, sabbah}a lilla>hi ma> fis-sama>wa>ti wama> fil-ard}i wahuwal-‘azi>zulh}aki>m; ya> ayyuhal-laz\i>na a>manu> lima taqu>lu>na ma> la> taf‘alu>n. Rasulullah lalu menyampaikan ayat itu kepada kami—untuk menegur sebagian kami yang merasa berat untuk berjihad.” Abu> Salamah berkata, “’Abdulla>h bin Sala>m membacakan ayat itu kepada kami.” Yah}ya> berkata, “Abu> Salamah membacakan ayat itu kepada kami.” Ibnu Kas\i>r berkata, “al-Auza>‘iy membacakan ayat itu kepada kami.” ‘Abdulla>h berkata, “Ibnu Kas\i>r membacakan ayat itu kepada kami.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan oleh at-Tirmiz\iy, ad-Da>rimiy, dan al-H{a>kim. Usai menyebut hadis ini at-Tirmiziy menjelaskan adanya khilaf terkait riwayat Muh}ammad bin Kas\i>r dari al-Auza>‘iy. Ia kemudian menyebut dua perawi lain yang menguatkan Muh}ammad bin Kas\i>r, yakni ‘Abdulla>h bin al-Muba>rak dan al-Wali>d bin Muslim. Sementara itu, mengomentari riwayat al-H{a>kim, az\-Z|ahabiy mengatakan sanad hadis ini sahih sesuai syarat al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: at-Tirmiz\iy, Sunan at-Tirmiz\iy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b wa min Su>rah as}-S{aff, hlm. 748, hadis nomor 3309; ad-Da>rimiy, Sunan ad-Da>rimiy, (Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabiy, cet. 1, 1407 H), dalam Kita>b al-Jiha>d, Ba>b al-Jiha>d fi> Sabi>lilla>h Afd}al al-A‘ma>l, juz 2, hlm. 263, hadis nomor 2390; al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b al-Jiha>d, hlm. 78–79, hadis nomor 2384–2385; Ah}mad, al-Musnad, juz 39, hlm. 206, hadis nomor 23788–23789.