Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 19 - Imam as Suyuthi : Orang-Orang Kafir Menutup Telinganya Ketika Mendengar Dakwah Rasulullah

  1. “Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena(mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. ”
    Diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari jalur As-Suddi senior dari Abi Malik dan Abi Shalih dari Ibnu Abbas , dan dari Murrah dari Ibnu Mas’ud dan dari beberapa orang dari sahabat berkata, “Adalah dua orang dari orang munafik penduduk kota Madinah kabur dari Rasulullah menuju orang-orang musyrik, maka mereka ditimpa hujan ini yang Allah sebutkan disertai dengan guruh yang sangat dahsyat dan ketakutan juga kilat, setiap mereka mendegar suara petir, maka mereka menutup telinga dengan jari mereka karena Al-Faraq (1) di dalam diri mereka dan takut petir masuk ke dalam telinga mereka dan membunuhnya, dan ketika petir mengeluarkan sinar kilat, mereka berjalan di bawah sinar tersebut dan jika petir tersebut tidak mengeluarkan cahaya kilat, maka mereka berdua tidak dapat melihat apa pun, hingga mereka sampai ke tempat mereka dan berkata, “Seandainya kita memasuki pagi hari sehigga kita datang kepada Muhammad dan menaruh tangan kita pada tangannya,” kemudian mereka mendatangi Rasulullah S dan menaruh tangan mereka pada tangan Rasulullah & dan kemudian mereka berilslam dengan baik. Maka, Allah memberikan permisalan perkara dua orang munafik ini yang keluar sebagai contoh untuk orang-orang munafik yang tinggal di kota Madinah. Adalah orang-orang munafik jika menghadiri majelis Nabi mereka menutupi telinga mereka dengan jari-jari mereka karena sangat takut mendengar sabda Nabi Muhammad & yang menyangkut dengan perkara orang munafik, atau menyebutkan sesuatu yang dapat membunuh mereka seperti yang terjadi pada dua orang munafik yang pergi dari Rasulullah dan menutupi telinga mereka dengan jari mereka berdua “setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu”, jika harta mereka bertambah banyak, anak mereka, atau mendapatkan ghanimah atau melakukan pembebasan kota, mereka berjalan dengan para Muslimin dan berkata, “sesungguhnya agama Muhammad benar”, dan mereka kemudian istiqamah seperti dua orang munafik yang berjalan di bawah sinar kilat petir “dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti” dan jika mereka mengalami kerugian dan kekurangan dalam harta dan anak dan tertimpa musibah, mereka berkata, “semua ini terjadi karena agama Muhammad” kemudian mereka keluar dari Islam dan kafir, seperti apa yang dikatakan dua orang munafik ketika mereka tidak dapat melihat karena tidak ada sinar kilat. (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Ketakutan yang dahsyat.
    (2) Al-Qurthubi berkata, “Dalam ayat ini terdapat gambaran tentang keadaan orang-orang munafik ketika tertimpa kegelapan, guntur, kilat, dan petir dalam hujan yang sangat deras. Kegelapan adalah permisalan akan kepercayaan mereka terhadap kekufuran. Guruh dan guntur permisalan terhadap apa membuat mereka merasa takut.” (1/265-266)