Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 67 - Imam as Suyuthi : Rasulullah Mengetahui Bahwa Setelah Ia Menyebarkan Ajaran Yang Diperintah Allah Akan Menuai Banyak Kecaman Dari Berbagai Kalangan

  1. “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkah kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
    Diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dari Hasan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengutusku dengan risalah sehingga aku merasa dadaku sangat sempit, dan aku mengetahui bahwa akan banyak orang yang akan mendustakanku, dan Allah memerintahkanku untuk menyampaikan risalah tersebut kepada seluruh manusia atau Dia akan menimpakan adzabnya kepadaku, maka turunlah firman Allah, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkah kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ” (1) Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Mujahid bahwasaya ia berkata, “Ketika turun firman Allah, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkah kepadamu dari Tuhanmu,...”, Rasulullah & bersabda, “Wahai Tuhanku, bagaimana saya harus melakukan hal ini sendiri, sedangkan mereka bersatu unutuk mencegahku?” maka turunlah firman Allah, “Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (2) Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Tirmidzi dari Aisyah bahwasanya ia berkata, “Dahulu Nabi selalu berjaga-jaga dengan para sahabatnya di waktu malam hingga turun ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. ” Kemudian ia berkata kepada para sahabatnya, “Pulanglah kalian, sesungguhnya Allah telah memeliharaku dari gangguan siapa pun.” (3) Dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya ayat ini adalah ayat Lailiyah, yaitu ayat yang turun pada malam hari, juga dinamakan ayat firasyiah, yaitu ayat yang diturunkan ketika Nabi & ketika berada ditempat tidurnya.(4) Ath-Thabarani meriwayatkan dari Sa’id Al-Khudri bahwasanya ia berkata, “dahulu Abbas -paman Rasulullah- adalah salah satu orang yang selalu berjaga-jaga di kediaman Rasulullah & pada malam hari, ketika turun ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” Lalu pergi dan meninggalkan pekerjaannya.”
    Ath-Thabarani juga meriwayatkan dari Ashamah bin Malik Al- Khathami bahwasanya ia berkata, “Dahulu kami bergiliran untuk menjaga Rasulullah & pada malam hari, hingga turun ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” Maka kami meninggalkan pekerjaan tersebut” (5) Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, “Dahulu ketika kami berpergian jauh dan kami memasuki waktu pagi, maka kami menurunkannya di suatu pohon yang sangat besar dan rindang, dan ia beristirahat dibawah pohon tersebut, pada suatu hari ketika beliau sedang beristirahat di bawah pohon tersebut dan menggantung pedangnya di atas pohon tersebut, datang seseorang menghampirinya lalu mengambil pedang tersebut dan berkata kepada Nabi, “Wahai Muhammad, siapakah yang akan mencegahku untuk membunuhmu?” Nabi menjawab, “Allah yang akan mencegahmu, letakkanlah pedang tersebut”, lalu ia meletakkan pedang tersebut dan turunlah firman Allah, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. ’ (6) Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari Jabir bin Abdullah bahwasanya ia berkata, “Ketika Rasulullah & berperang dengan Bani Anmar, beliau berteduh di bawah dedaunan pohon kurma yang rindang, ketika beliau sedang duduk beristirahat didekat sumber mata air dan beliau telah menurunkan kakinya ke dalam sumber mata air tersebut, Ghaurats bin Harits berkata, “Aku akan membunuh Muhammad”, kemudian para sahabatnya berkata kepadanya, “Bagaimana caramu membunuhnya?” lalu ia menjawab, “aku akan berkata kepadanya, “Berikanlah kepadaku pedangmu”, dan ketika ia memberikan pedangnya kepadaku, aku langsung akan membunuhnya dengan pedang tersebut.” Lalu ia pergi mencari Nabi dan ketika ia menemukannya, ia berkata kepada Nabi, “wahai Muhammad, perlihatkan kepadaku pedangmu, aku sangat ingin melihat dan menciumnya”, lalu beliau memberikan pedang tersebut kepadanya, ketika Gaurats memegang pedang tersebut, tangannya langsung bergetar, kemudian Nabi berkata kepadanya, “Allah telah membentengiku dari apa yang kamu inginkan.” Maka turunlah firman Allah, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkah kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ” (7) Riwayat yang asing dalam sebab turun ayat ini adalah riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dan Ath-Thabarani dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Dahulu Nabi dijaga pada malam hari, dan setiap malam paman beliau Abi Thalib mengirim beberapa orang sahabat dari Bani Hasyim untuk menjaganya, hingga turun ayat, “Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” Abu Thalib ingin mengirim beberapa sahabat untuk menjaganya, lalu Nabi berkata kepada pamannya, “Wahai pamanku, sesungguhnya Allah telah memeliharaku dari gangguan jin dan manusia.” Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadits serupa dari Jabir bin Abdullah. (8) Dan hal ini menjelaskan bahwasanya ayat ini adalah Makkiyyah, akan tetapi yang benar adalah sebaliknya.

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Disebutkan oleh Al-Qurthubi (3/2336).
    2. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (3/108) dari jalur Sufyan Ats-Tsauri, dan ia menisbahkannya kepada Ahmad (1/140).
    3. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (2/109), lihat At-Tirmidzi (3046) dalam Bab At-Tafsir, dan Al-Hakim (12/313/2) dan ia menshahihkan riwayat ini.
    4. Ini adalah makna dari ucapan Aisyah , aku mendengar suara dengkuran Nabi S ketika tidur. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari (4/41), Muslim (40) dalam Bab Fadhail Ash-Shahabah yang diriwayatkan dari Aisyah .
    5. Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dalam kitabnya Al-Aushath (4/21).
    6. Telah disebutkan derajat kedua hadits ini pada ayat 11. Lihat Ibnu Hibban (230) dalam Al-Mawarid.
    7. Lihat sebelumnya.
    8. Dha’if: diriwayatkan oleh Ath-Thabarani (11/256), Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Al- Majma’ (7/17) bahwasanya dalam riwayat ini terdapat An-Nadhr bin Abdurrahman, ia dha’if. Ibnu Katsir telah menyebutkan semua riwayat ini (2/109-110). Al-Qurthubi (3/2337) memberikan komentarnya pada sebab turun yang terakhir dari ayat ini bahwasanya peristiwa ini terjadi pada di Makkah dan ayat ini Makkiyyah, tetapi yang benar adalah sebaliknya yaitu ayat ini bukanlah Makkiyyah karena telah disebutkan bahwa surat ini adalah Madaniyyah sesuai dengan kesepakatan ulama.