Asbabun Nuzul Surat Al-Anfal Ayat 30 - Imam as Suyuthi : Orang-Orang Yang Beriman Akan Selalu Mendapat Pertolongan Dari Allah

  1. “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas bahwasanya sekelompok orang Quraisy dan para pemuka tiap kabilah berkumpul hendak memasuki “Darun Nadwah”, akan tetapi Iblis menghadang mereka dalam wujud orang tua yang terhormat. Tatkala mereka melihatnya, mereka bertanya, “Siapa Anda?” Ia menjawab, “Aku seorang sesepuh dari Najed. Aku mendengar urusan yang membuat kalian mengadakan pertemuan ini sehingga aku ingin ikut hadir. Kalian tidak akan rugi jika mendengar nasihat dan pendapatku.” Mereka menjawab, “Baiklah, silakan masuk.” Lalu ia pun masuk bersama mereka. Kemudian ia mengatakan, “Pikirkanlah cara menghadapi orang ini!.” Seseorang berkata, “Belenggu ia dengan tali lalu tunggu saja maut menjemputnya hingga ia mati seperti para penyair sebelumnya, Zuhair dan An-Nabighah, sebab ia tidak lebih seperti mereka.” Musuh Allah (Iblis) yang menjelma sebagai sesepuh dari Najed itu pun berkata, “Tidak, sungguh ini bukan pendapat yang tepat. Ia bisa saja mengirim berita kepada sahabat-sahabatnya sehingga mereka bergerak merebutnya dari tangan kalian, lalu mereka melindunginya dari gangguan kalian. Kalau sudah begitu, aku khawatir mereka akan mengusir kalian dari negeri kalian. Carilah pendapat lain!.”
    Seseorang berkata: “Usir saja dia dari negeri kalian agar kalian dapat hidup tenang. Sebab, jikalau ia sudah keluar, apa yang ia perbuat tidak akan merugikan kalian.” Sesepuh Najed itu berkata, “Tidak, sungguh ini bukan pendapat yang bagus. Tidakkah kalian lihat betapa pandainya ia menarik hati orang dengan perkatannya?! Demi Allah, seandainya kalian melakukan pilihan ini, lalu ia membujuk orang-orang Arab, pasti mereka bersatu di bawah komandonya, lalu ia akan membantai para pemimpin kalian.” orang-orang itu berkata, “Dia benar! Pikirkan cara lain!.”
    Abu Jahal berkata, “Demi Allah, aku akan kemukakan kepada kalian pendapat yang tidak terpikirkan oleh kalian. Aku tidak melihat pendapat lain.” Orang-orang pun bertanya, “Apa pendapatmu?” lalu ia menerangkan pendapatnya dengan berkata, “Kalian ambil seorang pemuda yang kuat dari tiap suku, lalu masing-masing diberi pedang yang tajam, lalu mereka menikamnya secara bersama-sama. Kalau kalian membunuhnya, darahnya akan terbagi kepada seluruh suku. Kukira satu warga dari Bani Hasyim itu tidak akan sanggup memerangi seluruh Quraisy. Dan kalau mereka menyadari hal itu, pasti mereka mau menerima tebusan. Dengan demikian, kita bisa tenang dan terbebas dari gangguannya.” lalu Iblis berkata, “Ini adalah ide yang sangat bagus dari anak muda ini.” Akhirnya mereka pun bubar setelah sepakat untuk melaksanakan rencana ini. Lalu Jibril mendatangi Nabi dan menyuruhnya untuk tidak tidur di pembaringannya yang biasa ia tempati. Dia (Allah) memberi tahu beliau tentang makar kaum Quraisy. Rasulullah pun tidak tidur di rumahnya pada malam itu. Dan pada waktu itulah, Allah memerintahkan beliau untuk keluar (dari Makkah), dan setelah beliau tiba di Madinah Dia menurunkan firman-Nya, “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu ... ” (1) Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ubaid bin Umair dari Al-Muththalib bin Abi Wada’ah bahwa suatu ketika Abu Thalib bertanya kepada Nabi, “Apa yang dirundingkan oleh kaummu?” Beliau menjawab, “Mereka hendak memenjarakanku, atau membunuhku, atau mengusirku. ” Abu Thalib bertanya kembali, “Siapa yang memberitahumu demikian? “Beliau menjawab, “Tuhanku.” Abu Thalib berkata, “Sebaik-baik Tuhan adalah Tuhanmu, maka jagalah baik-baik.” Rasulullah pun berkata, “Aku menjaga-Nya? Dialah yang justru menjagaku!” Maka turunlah ayat di atas.
    Ibnu Katsir berkata, “Disebutkannya nama Abu Thalib dalam riwayat ini adalah gharib, bahkan munkar; sebab kisah ini terjadi pada malam hijrah, yang terjadi tiga tahun setelah kematian Abu Thalib.” (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Disebutkan oleh Al-Qurthubi (4/2922) dan ia berkata, “Khabar (riwayat) ini masyhur dalam sejarah dan yang lainnya.”
    Ibnu Katsir mengatakan (2/402) bahwasanya Ahmad berkata, “Abdurrazzaq menceritakan kepada kami.... Dari Ibnu Abbas dalam firman Allah, “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu...” bahwasanya ia berkata, “Orang-orang Quraisy bermusyawarah pada malam hari di kota Makkah, sebagian mereka ada yang mengatakan, “Buatlah perjanjian dengan apa yang diinginkan oleh Muhammad,” yang lainnya berkata, “Bunuh saja dia (Muhammad),” dan yang lainnya berkata, “Usir saja dia (Muhammad) dari Makkah.” Maka Allah memberitahu hal tersebut kepada Nabi-Nya, maka pada malam harinya, Ali menggantikannya tidur di rumah Rasulullah...” lalu ia menceritakan kisah ini. Diriwayatkan oleh Ahmad (1/348).
    2. Lihat Ibnu Katsir (4/401) dan ia telah berkata, “Ayat ini Madaniyyah” lalu ia menyebutkan dahulu kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.