Asbabun Nuzul Surat At-Taubah Ayat 65 - Imam as Suyuthi : Seseorang Kafir Menagatakan Bahwa Penghafal Qur'An Berdusta, Rakus Dan Pengecut

  1. “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?
    Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar & bahwasanya ia berkata, “Pada suatu hari dalam Perang Tabuk seseorang berkata dalam suatu majelis, “Kami tidak pernah melihat seperti para penghafal Al-Qur'an itu. Belum pernah ada orang yang lebih rakus, lebih berdusta, dan lebih pengecut dalam pertempuran melebihi mereka!” Mendengar itu, seseorang langsung berkata, “Kamu bohong! Kamu munafik! Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah!” Lalu ia pun menyampaikan hal itu kepada beliau, dan ayat Al-Qur'an pun turun. Ibnu Umar berkata, “Aku lihat ia memegangi tali kekang unta Rasulullah, sementara batu-batu menyambitinya, dan ia berkata, “Wahai Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”, Rasulullah berkata, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat- Nya dan Rasul-Nya kamu selaku berolok-olok?. ”
    Lalu Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hadits serupa dari jalur lain dari Ibnu Umar dan menyebutkan nama orang tersebut Abdullah bin Ubay. (1) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ka’ab bin Malik bahwa Makhsya bin Humair berkata, “Aku mau saja diadili, akan tetapi masing-masing dari kalian memasang seratus (dirham), dengan syarat kita selamat dari turunnya Al-Qur'an mengenai kita.” Hal itu terdengar Nabi. Maka mereka datang dan meminta maaf. Lalu Allah menurunkan, “Tidak perlu kamu meminta maaf...” Orang yang dimaafkan oleh Allah adalah Makhsya bin Humair, lalu ia berganti nama menjadi Abdurrahman, dan ia memohon kepada Allah untuk terbunuh sebagai syahid yang kematiannya tidak diketahui siapa pun. Dan ia akhirnya tewas dalam Perang Yamamah, tanpa diketahui di mana tempat terbunuhnya dan siapa yang membunuhnya.(2)
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa sekelompok orang munafik berkata dalam Perang Tabuk, “Orang ini mau menaklukkan istana-istana dan benteng-benteng Syam? Mustahil!” Maka Allah memberitahukan hal itu kepada Nabi, lalu beliau mendatangi mereka dan bersabda, “Kalian mengatakan begini dan begitu.” Mereka menjawab, “Kami sebetulnya hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Maka turunlah ayat ini. (3)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Kedua-duanya disebutkan oleh Ibnu Katsir (2/485). Dan Al-Qurthubi berkata, “Ia adalah Wadi’ah bin Tsabit karena Abdullah bin Ubay bin Salul tidak menyaksikan perang Tabuk.”
    2. Lihat sebelumnya.
    3. Disebutkan oleh Al-Qurthubi (4/3122). Ibnu Jarir (10/119).