Asbabun Nuzul Surat Al-Anbiya' Ayat 6 - Imam as Suyuthi : Ancaman Kepada Setiap Orang Yang Tetap Dalam Kekufuran, Padahal Dia Mengetahui Itu Tidak Benar

  1. “Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman?”
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, “Para penduduk kota Makkah berkata kepada Nabi S, “Apabila yang engkau ucapkan adalah benar dan engkau merasa senang jika kami beriman, maka ubahlah bukit Shafa menjadi emas. Kemudian Jibril datang kepada beliau. Jibril berkata, “Apabila engkau mau, maka akan terwujud apa yang menjadi permintaan kaummu. Akan tetapi jika mereka tetap tidak beriman, maka mereka tidak diberi waktu lagi. Apabila engkau mau, maka engkau juga bisa menangguhkan permintaan kaummu.” Maka Allah menurunkan ayat, “Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman?” (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Lihat surat Al-Isra' ayat 59. Ibnu Katsir berkata (3/246): “Telah menceritakan kepada kami orang yang menyaksikan Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata, “Dahulu, kami berada di masj id sedangkan Abu Bakar bersama kami membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Kemudian datanglah Abdullah bin Ubay bin Salul dengan membawa bantal dan permadani. Setelah meletakkan itu ia lalu bersandar. Dia adalah seorang yang tampan, fasih, dan pandai berdebat, ia berkata, “Wahai Abu Bakar, katakan kepada Muhammad supaya mendatangkan ayat sebagaimana yang didatangkan oleh orang-orang terdahulu. Musa datang dengan membawa tulisan (Taurat). Dawud datang membawa Zabur. Shalih datang membawa unta. Isa datang membawa Injil dan hidangan ....” Perawi menuturkan hadits ini secara panjang lebar dan dia mengatakan; Hadits ini gharib jiddan.
    Aku mengatakan bahwa hadits ini lemah karena di dalamnya ada perawi bernama Ibnu Luhai’ah yang dha’if.