Asbabun Nuzul Surat Al-Ahqaf Ayat 17 - Imam as Suyuthi : Tidak Boleh Mengatakan Perkataan Yang Kotor Kepada Orangtua Seperti Kata Cis

  1. “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya, “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Lalu ia berkata, “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka.”
    Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari As-Suddi, ia mengatakan; Ayat ini turun “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya, “Cis bagi kamu keduanya...” berkenaan dengan Abdurrahman bin Abu Bakar yang berkata kepada kedua orangtuanya yang sudah masuk Islam. Sementara Abdurrahman menolak untuk masuk Islam, padahal kedua orangtuanya sudah menyuruhnya untuk masuk Islam tetapi ia tetap menolak bahkan mendustakan kedua orangtuanya itu. Ia berkata, “Lantas di manakah posisi si Fulan, di manakah si Fulan?” ia menyebutkan para pembesar Quraisy yang sudah meninggal dunia. Kemudian ia masuk Islam dan Islamnya pun baik. Maka turunlah ayat berkaitan dengan taubatnya itu, “Setiap seseorang memiliki derajat atas apa yang ia lakukan.”
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Al-Ufi dari Ibnu Abbas hadits yang serupa." (1)
    Akan tetapi Al-Bukhari meriwaayatkan dari jalur Yusuf bin Mahan, ia mengatakan; Marwan mengatakan mengenai Abdurrahman bin Abu Bakar, sesungguhnya inilah orang yang menyebabkan Allah menurunkan ayat “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya, “Cis bagi kamu keduanya.” Aisyah berkata dari balik hijab, “Tidaklah Allah menurunkan sesuatu dari Al-Qur'an berkenaan dengan kita melainkan Allah menurunkan udzurku.” (2)
    Abdurrazaq meriwayatkan dari jalur Makki bahwasanya ia mendengar
    Aisyah mengingkari ayat tersebut turun berkenaan dengan Abdurrahman bin Abu Bakar. Aisyah mengatakan; Sesungguhnya ayat itu turun berkenaan dengan si Fulan.” Lalu Aisyah menyebutkan nama laki-laki tersebut.
    Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan; Ketidaksetujuan Aisyah ini merupakan sanad yang paling shahih dan lebih pantas untuk diterima. (3)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Ibnu Katsir mengatakan; ayat ini turun berkaitan dengan Abdullah bin Abu Bakar atau
    Abdurrahman bin Abu Bakar. Demikian pula yang dikatakan oleh AKQurthubi (9/6246).
    2. Hadits shahih; AKBukhari meriwayatkannya dalam Bab Tafsir, 4827.
    3. Al-Qurthubi (9/6246) sepakat dengan pendapat ini. Ibnu Katsir menuturkan pula riwayat dari Al-Bukhari (5/217).