Asbabun Nuzul Surat Muhammad Ayat 4 - Imam as Suyuthi : Allah Memerintahkan Untuk Memerangi Orang Kafir Di Medan Perang, Kemudian Boleh Meminta Tebusan Atan Menawannya

  1. “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.”
    Diriwayatkan dari Qatadah mengenai firman Allah, “Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.” (Muhammad: 1) Qatadah mengatakan; Disebutkan kepada kami bahwa ayat ini turun pada Perang Uhud sementara Rasulullah berada di Syi’ib. Adapun orang-orang yang terluka dan terbunuh semakin banyak. Pada saat itu orang-orang musyrik berseru, “Agungkanlah Hubal.” Orang-orang Muslim berseru, “Allah Mahaagung dan Mahaluhur.” Orang-orang musyrik berseru, “Sungguh kami memiliki Al-Uzza sedangkan kalian tidak memiliki Al-Uzza.” Rasulullah & kemudian berkata, “Katakanlah; Allah adalah kekasih kami dan kalian tidak punya kekasih. Orang-orang yang mati berbeda-beda. Adapun orang-orang mati kami, maka mereka adalah orang-orang yang hidup dan diberi rezeki. Sedangkn orang-orang mati kalian berada di neraka dan sedang disiksa.” (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Dituturkan oleh Al-Qurthubi (9/6281). Juga disebutkan dalam Ad-Durr AbMantsur (6/51) dan Ibnu Katsir (5/240).
    Catatan: Al-Qurthubi (9/6274) mengatakan; Ini adalah surat peperangan yaitu surat Muhammad yang termasuk Surat Madaniyyah seluruhnya kecuali menurut Ibnu Abbas dan Qatadah. Keduanya mengatakan bahwa surat ini Madaniyyah kecuali satu ayat yang diturunkan setelah haji wada’ yaitu “Berapa banyak desa yang lebih kuat daripada desamu.” (Muhammad: 13)