Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 6 - Imam as Suyuthi : Tidak Boleh Menerima Kabar Dari Seorang Farik Sebelum Diverifikasi

  1. “Hai orang'orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
    Ahmad dan lainya meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Al-Harits bin Dhirar Al-Khuza’i, ia mengatakan; Aku mendatangi Rasulullah kemudian beliau mengajakku untuk masuk Islam. Aku lalu berikrar menyatakan diri masuk Islam. Beliau lalu mengajakku untuk berzakat. Aku lalu berikrar untuk mengeluarkan zakat. Aku katakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, aku akan kembali kepada kaumku kemudian akan aku ajak mereka kepada Islam dan supaya menunaikan zakat. Barangsiapa yang menyambut ajakanmu, maka aku akan mengumpulkan zakatnya. Apabila sudah sampai waktunya, maka kirimkanlah seorang utusan untuk mengambil zakat yang telah aku kumpulkan itu.”
    Ketika Al-Harits sudah berhasil mengumpulkan zakat dan waktu yang ditetapkan telah tiba, ternyata Rasulullah belum mengirimkan utusan sehingga Al-Harits mengira beliau sedang marah. Al-Harits lalu mengumpulkan para hartawan dari kaumnya kemudian berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Rasulullah telah menentukan waktu untuk mengutus seseorang guna mengambil zakat yang ada padaku. Sedangkan Rasululah tidak pernah mengingkari janji. Aku tidak tahu mengapa beliau menangguhkan utusan itu, mungkin saja karena beliau sedang marah. Maka marilah kita pergi untuk bertemu dengan Rasulullah.
    Sebenarnya Rasulullah & telah mengirim Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat yang dikumpulkan oleh Al-Harits. Ketika Al-Walid sudah berangkat, maka hatinya menjadi gentar sehingga ia kembali pulang. Al- Walid lalu berkata, “Sesungguhnya Al-Harits menahan zakat dan hendak membunuhku.” Rasulullah & lalu mempersiapkan rombongan utusan kepada Al-Harits. Di tengah perjalanan, Al-Harits dan sahabat-sahabatnya bertemu dengan rombongan utusan tersebut. Al-Harits lalu bertanya kepada rombongan tersebut, “Kepada siapa kalian diutus?” Mereka menjawab, “Untuk menemuimu.” Al-Harits bertanya, “Untuk apa?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah mengutus Al-Walid bin Uqbah kepadamu, lalu ia menyangka bahwa engkau akan menahan zakat dan hendak membunuhnya.” Al-Harits berkata, “Tidak. Demi Dzat yang mengutus Muhammad dengan membawa kebenaran. Aku tidak pernah melihat Al-Walid dan ia juga tidak pernah mendatangiku.” Ketika Al-Harits masuk menemui Rasulullah & beliau lalu berkata, “Apakah engkau akan menahan zakat dan hendak membunuh utusanku?” Al-Harits menjawab, “Tidak. Demi Dzat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran.” Maka turunlah ayat, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti...” Hadits ini para perawinya terpercaya.
    Ath-Thabarani meriwayatkan hadits serupa dari Jabir bin Abdullah, Alqamah bin Najiyah dan Ummu Salamah. (1)
    Ibnu Jarir meriwayatkan hadits serupa dari jalur Al-Ufi dari Ibnu Abbas. Begitu pula ada riwayat dari jalur lain yang mursal. (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Shahih Ahmad (4/279) meriwayatkan dan ALHaitsami (7/109) dinisbatkan kepada Ahmad dan AbQurthubi. ALQurthubi mengatakan; para perawi hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad adalah para perawi yang terpercaya.
    2. Dha’if: Di dalamnya ada Athiyah AbAufi. Lihat: Ibnu Katsir (5/286) dan AbQurthubi (9/6361 - 6362).