Nasihat Sejuk dari KH. Maimoen Zubair

 
Nasihat Sejuk dari KH. Maimoen Zubair
Sumber Gambar: Pinterest,Ilustrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - KH. Maimoen Zubair, atau yang akrab disapa Mbah Moen, adalah salah satu tokoh yang sangat dihormati dan diakui oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Beliau dikenal sebagai seorang intelektual yang multitalenta, seorang Kyai, pengasuh pesantren, pengayom masyarakat, dan memiliki berbagai keahlian lainnya. Kepergian beliau pada tahun 2019 telah meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh Tanah Air.

Mbah Moen dikenal sebagai sosok yang zuhud, sabar, penyayang, santun, tegas, banyak bersyukur, rendah hati, bijaksana, dan memiliki banyak akhlak terpuji lainnya. Beliau telah menorehkan banyak jasa dan pengaruh yang sangat besar terhadap Indonesia. Kepergian beliau meninggalkan kekosongan yang sulit untuk diisi, dan banyak yang merasa kehilangan akan kealiman dan panutan beliau dalam hal ilmu, akhlak, dan sebagai penggerak kebangsaan.

Mbah Moen merupakan contoh teladan bagi kita semua, baik dalam hal keilmuan maupun kepemimpinan. Beliau telah memberikan banyak kontribusi positif dalam memajukan pesantren, memperkuat nilai-nilai keagamaan, dan juga dalam membangun kesadaran kebangsaan. Kepergian beliau merupakan kehilangan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, namun warisan beliau akan terus dikenang dan dijadikan inspirasi dalam melanjutkan perjuangan untuk kemajuan bangsa.

Kami mengutip salah satu pesan bijak beliau, yang menurut kami bisa direnungkan dalam-dalam dan dijadikan langkah awal untuk introspeksi diri:

Mbah Maimoen dawuh yang kurang lebih isinya sebagai berikut:

  • Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah, barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat.
  • Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju surga.
  • Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.
  • Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia, barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.
  • Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak-anakmu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu yang tak akan terputus pahalanya, meski engkau berada di alam kubur.
  • Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti. Setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu.

    “Syukuri apa yang kamu miliki. Jangan iri dengan yang orang lain miliki. Maka, Allah SWT. Akan memberi apa yang belum kamu miliki.” 

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya.”

Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.

Rasulullah bersabda:

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum". (HR. Muslim)

Mari kita selalu berusaha dengan Pikiran dan perilaku positif, semangat meraih hasil terbaik serta saling mendoakan akan keberkahan.

Semoga jasa-jasa beliau selama ini dapat terus diwariskan dan menjadi motivasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk terus berjuang dan berkontribusi positif bagi Indonesia. Kita semua akan selalu mengenang kebaikan, kealiman, dan kebijaksanaan Mbah Moen, serta berusaha untuk meneruskan perjuangan beliau demi masa depan yang lebih baik. Aamiin Ya Rabbal ’Alamiin. []

 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 9 Agustus 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Lisantono