Menggugat HUT Perayaan RI #3: Merealisasikan Tradisi Perayaan HUT RI dalam Islam Nusantara

 
Menggugat HUT Perayaan RI #3: Merealisasikan Tradisi Perayaan HUT RI dalam Islam Nusantara

LADUNI.ID IKOLOM- Kita sebagai generasi saat ini terutama pemegang kebijakan maupun pemerintah serta tokoh elemen agama lainya, mairilah hari ini kembali kita tanamkan spirit kemerdekaan di jiwa masing-masing sebagai bekal resolusi kita di tahun ke-73  Indonesia Merdeka ini. Bahwa sesungguhnya peringatan kemerdekaan ini bukan hanya sebuah perayaan ulang tahun rutin atau kenangan perjuangan masalalu saja, tetapi juga perenungan tentang apa yang telah kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini serta resolusi menuju peringatan kemerdekaan tahun depan

Hendaknya perlombaan sejenis panjat pinang dan sejenisnya yang dapat mencoreng nilai kemanusiaan walaupun dilhat dalam perspektif yang lain ada nilai positifnya dalam mengajarkan kita dituntut pantang mundur dan menyerah dalam menggapai suatu cita-cita dan harapan namun berpijak kepada sebuah qaidah ushul fiqh “dar’ul mafasid muqaddam ‘ala jalbil mashalih” (mencegah kerusakan lebih diprioritaskan dari pada mendapatkan kemashlahatan atau keuntungan). Ketimbang atraksi yang dapat di ibrahkan (di ambil pelajaran)  dengan sebuah nilai perjuangan dan pantang menyerah lewat “drama” Pa Pi (Panjat Pinang) itu dan saling bahu membahu dalam menggapai sebuah harapan dan cita-cita harus di kesampingkan terlebih dahulu dengan menempatkan nilai-nilai yang dapat merusak dan “melecehkan” nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri pada posisi yang di utamakan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN