Asbabun Nuzul Surat At-Thalaq Ayat 2 - Imam as Suyuthi : Merujuk Selepas Idah Atau Melepaskannya

  1. “Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. ”
    Al-Hakim meriwayatkan dari Jabir, ia mengatakan; Ayat “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar." Turun berkenaan dengan laki-laki dari Asyja’ yang miskin dan memiliki banyak anak. Dia mendatangi Rasulullah dan bertanya kepada beliau, maka beliau menjawab, “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.” Tidak lama kemudian datanglah anaknya yang melarikan diri dari musuh dengan membawa kambing. Laki-laki tersebut lalu mendatangi Rasulullah dan mengabarkan tentang peristiwa yang dialaminya. Beliau lalu berkata, “Makanlah itu.” Maka turunlah ayat tersebut.
    Adz-Dzahabi mengatakan; Hadits munkar.
    Ada pula yang menguatkannya.
    Ibnu Jarir meriwayatkan hadits serupa dari Salim bin Abu Al-Ja’d. As- Suddi menamakan laki-laki ini dengan Auf Al-Asyja’i.
    Al-Hakim juga meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan ia menamakannya seperti itu.
    Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur Al-Kalbi dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, ia mengatakan; Auf bin Malik Al-Asyja’i datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku ditawan oleh musuh, sedangkan ibunya mengeluhkannya. Apa yang engkau perintahkan kepadaku?” Beliau berkata, “Aku perintahkan kepadamu dan kepada istrimu untuk memperbanyak ucapan La Haula wa La Quwwata lila Billah (Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah).” Istri dari laki-laki itu kemudian berkata, “Ya, aku akan melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku.” Keduanya lalu memperbanyak bacaan itu. Akhirnya musuh anaknya itu menjadi lalai sehingga anak tersebut kemudian mengambil kambing milik musuhnya. Anak itu lalu membawa kambing tersebut kepada ayahnya, maka turunlah ayat, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.” (1)
    Al-Khathib meriwayatkan dalam kitab Tarikh-nya dari jalur Juwaibir, dari Adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas.
    Ats-Tsa’labi meriwayatkan dari jalur lain yang dha’if.
    Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur lain yang mursal.

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Dha’if jiddan (lemah sekali). Lihat penjelasan sebelumnya. Lihat Ibnu Katsir (6/117'118). Disebutkan bahwasanya riwayat-riwayat tersebut mursal. Lihat Al-Qurthubi (10/6886).