Asbabun Nuzul Surat Hud Ayat 5 - Penjelasan Lemahnya Keimanan dan Penyakit Hati Kaum Munafik

Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang pada masa Rasulullah yang malu buang hajat dan menggauli istri-istri mereka di tempat yang tidak beratap sehingga tampak dari atas.

  1. عَنِ ابْنَ عَبَّاسٍ، فِيْ قَوْلِهِ تَعَالَى ‏(‏أَلاَ إِنَّهُمْ يَثْنَوْنَ صُدُورُهُمْ)‏ قَالَ: أُنَاسٌ كَانُوا يَسْتَحْيُونَ أَنْ يَتَخَلَّوْا فَيُفْضُوْا إِلَى السَّمَاءِ، وَأَنْ يُجَامِعُوا نِسَاءَهُمْ فَيُفْضُوْا إِلَى السَّمَاءِ، فَنَزَلَ ذَالِكَ فِيْهِمْ. (1)

    Ibnu ‘Abbas memberi penjelasan tentang ayat, ala innahum yasnuna sudurahum, “Dahulu orang-orang merasa malu untuk membuang hajat di tempat terbuka karena khawatir auratnya akan tampak dari langit. Mereka juga enggan menggauli istri-istri mereka di tempat yang tidak beratap karena alasan yang sama. Berkaitan dengan mereka itulah ayat ini turun.” Dikatakan juga bahwa ayat ini turun untuk menjelaskan betapa lemahnya keimanan dan penyakit hati kaum munafik. Mereka memalingkan dada untuk menyembunyikan kemunafikan. Namun demikian, beberapa mufasir membantah pendapat ini karena Surah Hud turun di Mekah, sedangkan pengkhianatan orang-orang munafik terjadi di Madinah.



     


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukhariy, Sahih al-Bukhariy, dalam Kitab at-Tafsir, Bab Ala Innahum Yas\nuna hudurahum, hlm. 1157, hadis nomor 4681. Meski riwayat ini disebutkan oleh al-Bukhariy, namun hampir tidak ada mufasir yang menjadikannya sebagai sebab nuzul ayat di atas. Ibnu ‘Ar misalnya, mengatakan riwayat ini tidak sesuai dengan pesan ayat dan kata-kata ganti pada ayat tersebut. Bisa jadi, lanjutnya, Ibnu ‘Abbas hendak menjelaskan bahwa kandungan ayat sesuai dengan kebiasaan orang-orang tersebut, bukannya hendak mengatakan kebiasaan mereka itu sebagai sebab turunnya ayat ini. Lihat: Muhammad Tahir bin ‘Ar, at-Tahrir wa at-Tanwir, (Tunis: Dar Sahnun, cet. 1, 1994), juz 11, hlm. 322.