Asbabun Nuzul Surat Al-Ahzab Ayat 23 - Penghormatan dan Pengakuan atas Pengorbanan Anas bin an-Nadr dalam Pertempuran

Anas bin an-Nad}r adalah salah satu sahabat yang mati syahid pada Perang Uhud. Beliau gugur setelah bertempur dengan gagah berani, sesuai sumpahnya kepada Allah setelah ia tidak dapat turut serta dalam Perang Badar. Itulah yang melatarbelakangi turunnya ayat ini.

  1. عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أَنَسَ بْنَ النَّضْرِ تَغَيَّبَ عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ فَقَالَ تَغَيَّبْتُ عَنْ أَوَّلِ مَشْهَدٍ شَهِدَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ رَأَيْتُ قِتَالًا لَيَرَيَنَّ اللَّهُ مَا أَصْنَعُ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ انْهَزَمَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ أَنَسٌ فَرَأَى سَعْدَ بْنَ مُعَاذٍ مُنْهَزِمًا فَقَالَ يَا أَبَا عَمْروٍ أَيْنَ أَيْنَ قُمْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَجِدُ رِيحَ الْجَنَّةِ دُونَ أُحُدٍ فَحَمَلَ حَتَّى قُتِلَ فَقَالَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا اسْتَطَعْتُ مَا اسْتَطَاعَ فَقَالَتْ أُخْتُهُ فَمَا عَرَفْتُ أَخِي إِلَّا بِبَنَانِهِ وَلَقَدْ كَانَتْ فِيهِ بِضْعٌ وَثَمَانُونَ ضَرْبَةً مِنْ بَيْنِ ضَرْبَةٍ بِسَيْفٍ وَرَمْيَةٍ بِسَهْمٍ وَطَعْنَةٍ بِرُمْحٍ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ (رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ إِلَى قَوْلِهِ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا). (1)

    Anas (bin Ma>lik) mengisahkan bahwa (pamannya yang bernama) Anas bin an-Nad}r tidak dapat ikut serta dalam Perang Badar. Merasa menyesal, ia berkata, “Aku telanjur tidak ikut dalam perang pertama yang dipimpin oleh Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam. Bila nanti aku mendapat kesempatan untuk ikut perang berikutnya, pasti Allah akan melihat apa yang dapat aku lakukan.” Ketika Perang Uhud berkecamuk dan banyak sahabat Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam yang lari dalam keadaan kacau (karena nyaris kalah), Anas maju dengan gagah berani. Begitu ia melihat Sa‘d bin Mu‘a>z\ lari mundur, ia berkata, “Wahai Abu> ‘Amr, mau kemanakah engkau? Mau kemanakah engkau? Kembalilah! Demi Allah yang menggenggam jiwaku, aku benar-benar mencium bau surga di Bukit Uhud sana.” Ia terus merangsek maju hingga ia pun gugur. Mengetahui hal itu Sa‘d bin Mu‘a>z\ berkata, “Aku bahkan tidak sanggup berbuat seperti dirinya (Anas bin an-Nad}r).” Saudarinya (yakni bibiku yang bernama Rubayyi‘ binti an-Nad}r) berkata, “Aku tidak dapat mengenali jasad saudaraku kecuali dari ujung jari-jari tangannya. Lebih dari delapan puluh luka aku temukan di tubuhnya, mulai dari luka sabetan pedang, tancapan anak panah, hingga tusukan tombak.” Allah ‘azza wajalla lalu menurunkan ayat yang berkaitan dengan dirinya, rija>lun s}adaqu> ma> ‘a>hadulla>ha ‘alaihi … hingga firman-Nya, wama> baddalu> tabdi>la>.


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan oleh Ah}mad, al-Musnad, juz 21, hlm. 242, hadis nomor 13658. Dalam redaksi yang agak berbeda namun dengan jalan cerita yang serupa hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b al-Jiha>d, Ba>b min al-Mu’mini>na Rija>l S{adaqu> ma> ‘a>hadu Alla>h ‘alaih, hlm. 694, hadis nomor 2805; Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b al-Ima>rah, Ba>b s\ubu>t al-Jannah li asy-Syahi>d, hlm. 1512, hadis nomor 1903.